Mohon tunggu...
ALFINA AYU INDRIANI
ALFINA AYU INDRIANI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Psikologi UHAMKA

keepin' it simpe

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebahagiaan Kaum Dhuafa Saat Pemberdayaan di Masa Pandemi Covid-19

31 Januari 2021   14:30 Diperbarui: 31 Januari 2021   15:19 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya beliau mengira bahwa dengan keluarganya pindah ke Jakarta maka kondisi perekonomian keluarganya akan membaik tetapi ternyata dugaan tesebut salah, setelah ia sampai Jakarta ternyata orangtuanya hanya bisa mengajaknya tinggal disebuah rumah gubuk dipinggiran Jakarta dan sejak saat itu beliau pun berhenti sekolah dan ikut membantu orangtuanya mencari nafkah dengan memulung.

Bertahun – tahun berlalu akhirnya Ibu Sri menikah dan memiliki 12 orang tetapi 6 anaknya meninggal. 5 anaknya yang lain sudah menikah dan memiliki kehidupan sendiri dan tersisa satu orang anak laki – lakinya yang ikut membantu Ibu Sri.

Kelima anaknya yang sudah berkeluarga seakan melupakan kehadiran Ibu Sri bahkan Ibu Sri tidak tahu dimana ketiga anaknya tinggal sekarang. Diusianya yang tidak muda lagi Ibu Sri harus tetap mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari – harinya. Anak yang saat ini masih bersamanya pun tidak pernah mengemban bangku pendidikan karena tidak memiliki biaya.

Setelah bertemu dengan Ibu Sri dan anaknya kami membuka penggalangan dana melalui platform Kitabisa.com dan menyebar porster melaui social media. 

Ketika kami sudah mengumpulkan uang dan hendak untuk diberikan, kami melihat banyak anak-anak yang harus menanggalkan seragam sekolahnya dan mengutamakan untuk bagaimana bisa mencari uang. Yang seharusnya diumur segitu mereka pantas untuk mengenyam dunia pendidikan. 

Tapi apa daya ekonomi mereka tidak bisa mencukupi untuk kebutuhan tersebut, jangankan untuk merasakan pendidikan, bahkan untuk makan esok saja mereka belum tau akan makan apa, bisa jadi tidak makan.

dokpri
dokpri
Kami merasakan kedamaian ketika terpancar raut wajah yang indah ketika mereka tersenyum bahagia ketika kami memberikannya sebungkus nasi dan juga beberapa bahan pokok. Dan mereka mengucapkan terima kasih yang begitu tulus ketika kami memberika sembako serta kebutuhan kebutuhan untuk berdagang. 

Walaupun tidak seberapa tapi kami yakin, itu semua akan membantu dalam keberlangsungan hidupnya. Kami berharap siapapun yang membaca tulisan ini dapat membagi sedikit rezekinya untuk mereka yang membutuhkan demi tericptanya sila ke-5.

dokpri
dokpri
Dalam membantu serta memberdayakan kaum dhuafa tidak sedikit juga organisasi organisasi besar yang mendirikan lembaga atau wadah untuk menaui serta menjamin kebutuhan mereka bahkan sampai menjamin pendidikan mereka sekalipun. 

Dengan program pemberdayaan ini kami sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka diajarkan betapa pentingnya tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. 

Dengan mengaplikasikannya pada tugas akhir kami. Program pemberdayaan ini juga merupakan salah satu solusi untuk mensejahterakan kaum dhuafa. Membatu kondisi ekonominya agar menjadi sedikit lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun