Globalisasi merupakan keseluruhan proses di mana manusia di bumi ini dimasukkan ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat global. Oleh sebab itu, proses ini bersifat majemuk sehingga kita pun memandang globalisasi di dalam kemajemukan. Globalisasi mengandung unsur dari proses individu yang heterogen, tetapi memiliki kebutuhan yang sama.
Sebagian orang menganggap globalisasi dapat menyebabkan kemiskinan dikarenakan globalisasi hanya memberikan kekuatan bagi mereka yag memiliki modal besar. Dalam kata lain para petinggi-petinggi saja.Â
Seperti ketika pekerja di Eropa atau AS meminta menaikan upah kepada majikan, dengan mudah yang meiliki perusahaan tersebut akan mengancam untuk memindahkan produksi di tempat yang lebih murah dengan alasan berkembangnya persaingan yang dihasilkan oleh perdagangan bebas akan mengusirnya keluar dari bisnis. Peraturan Imigrasi dan kemiskinan mengatur bahwa pekerja tidak dapat mengancam untuk bergerak dengan cara yang sama.Â
Selain itu, pemerintah membutuhkan pemasukan dari perusahaan Bisnis. Dan pendapatan pajak bisnis untuk menyediakan warga mereka dengan layanan yang diharapkan. Warga negara juga mengharapkan untuk diberikan dengan prospek pekerjaan yang baik serta pendapatan yang meningkat, atau pemerintah akan kehilangan kekuasaan.Â
Bisnis multinasional dapat memanipulasi hal ini dan terkadang menggunakan penyuapan langsung untuk menekan pemerintah membuat kebijakan ramah bisnis seperti menjaga peraturan pajak perusahaan, upah dan lingkungan atau kesehatan dan keselamatan.Â
Jika kebijakan tidak efisien, perusahaan bisnis dapat mengancam untuk bergerak di negara lain, sehingga menciptakan pilihan yang sulit bagi pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan bisnis dan keinginan mendapat pajak. Ideologi marxisme pun memandang globalisasi sebagai fenomena negatif yang bisa mengakibatkan kemiskinan.Â
Hal ini dikarenakan apabila terjadi kenaikann harga pada barang produksi, maka yang akan mendapatkan keuntungan adalah sang pemilik modal atau pebisnis. Buruh yang bekerja tidak dapat menikmati hasilnya karena terikat dengan kontrak kerja.Â
Tentu saja hal ini menyebabkan adanya ketimpangan sosial. Perbedaan pendidikan yang kaum borjuis dan kaum buruh dapatkan akan sangat berbeda. Kaum buruh tidak dapat memberikan pendidikan yang layak untuk anaknya karena minimnya penghasilan.Â
Ini akan menjadi rantai kemiskinan. Berbeda dengan kaum marxisme, Kaum liberal berpendapat bahwa, dengan adanya globalisasi maka akan membawa dampak positif bagi ekonomi mereka. Kaum liberal berasumsi negara manapun bisa mendapatkan keuntungan yang lebh banyak dengan adanya pasar bebas. Yaitu, setiap negara tentu memiliki keunggulan atau kekayaan sumber daya alam di bidangnya masing-masing.
Contoh kasus
Globalisasi dapat menyebabkan kemiskinan dapat dilihat pada kasus PT. Freeport Indonesia. Masyarakat Papua menuntut ditutupnya PT. Freeport Indonesia karena tidak memberikan keuntungan yang adil bagi masyarakat asli Papua.Â