Diakui atau tidak, virus corona telah berhasil menyita perhatian beberapa negara. Seakan akan virus corona menjdi masalah utama yang harus diberantas. Sehingga permasalahan seperti pembantaian muslim di India, pembantaian muslim uighur di Tiongkok pun dan beberapa permasalahan dibelahan dunia lainnya mulai luput dari perhatian dunia. Di Indonesia, masalah virus corona juga menjadi permasalahan yang hangat dan ramai pemberitaan. Mulai dari media cetak, media online dan media televisi seakan akan janjian ingin memberikan informasi terkait dengan virus corona dan penyebarannya.
Apalagi sejak Presiden Jokowi mengumumkan bahwa 2 (dua) orang warga negera Indonesia telah terinfeksi virus corona tanpa sepengetahuan orang yang terinfeksi tersebut. Ini adalah kasus pertama yang secara resmi diumumkan oleh pemerintah. Padahal sebelumnya masih ada disinformasi antara kementerian kesehatan seputar virus corona di Indonesia. Hal tersebut tentu menambah kepanikan, geger dan kaget dikalangan masyarakat. Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan negara lainnya sudah lebih dahulu memberitahukan warga terkait dengan virus corona.
Namun dibalik itu semua, ada beberapa masalah krusial negeri ini yang pelan-pelan tenggelam dan pada akhrinya luput dari pemberitaan. Bukan kita tidak peduli dan waspada dengan virus corona. Bukan kita tidak sigap dan tidak siaga dengan datangnya virus corona. Tentu saja kita juga tidak menginginkan virus ini menjadi masalah serius negeri ini. Tetapi cara negara sangat berlebihan dalam menyikapi virus ini. Seakan akan virus ini menjadi virus paling mematikan. Jika dilihat dari berbagai keterangan medis dan ahli kesehatan lainnya, virus ini tidak terlalu berbahaya.
Jika kita lihat dan amati, virus corona seakan akan setiap hari menghiasi layar dunia informasi publik. Apalagi didukung dengan pemberitaan media yang cukup ramai. Setelah sebelumnya kita juga sempat dihebohkan dengan beberapa isu keraton dan kerajaan yang mendeklarasikan diri. Pernyataan kepala BPIP yang sempat menghebohkan pemuka agama dan masyarakat. Salam pancasila dan isu radikalisme serta isu isu lainnya. Masih banyak lagi sebenarnya jika jabarkan.
Pada akhirnya, kemunculan virus corona tersebut berhasil menutupi beberapa kasus dugaan korupsi besar Jiwasraya dan Asabri. Kasus harun masiku yang sampai saat ini masih belum menemui titik terang. Komitmen pemberantasan korupsi pasca revisi undang-undang KPK juga senyap. Kasus kematian petugas pemilu tahun 2019 pun masih menjadi tanda tanya besar.
Kenaikan tarif bpjs yang sudah berlangsung beberapa bulan. Ramainya penolakan gerakan sipil terhadap RUU Cipta lapangan Kerja (Omnibus Law). Dan masih banyak lagi permasalahan negeri ini. Ibarat mati satu tumbuh seribu. Andai saja beberapa kasus diatas diumumkan juga secara resmi oleh pemerintah, tentu masyarakat akan mengetahui perkembangan kasus tersebut.
Jika mengutip pernyataan Presiden ke-32 Amerika Serikat (AS), Franklin Delano Roosevelt yang menyebutkan bahwa "Di dalam politik tidak ada hal yang terjadi secara kebetulan. Jika itu terjadi, kita dapat bertaruh bahwa hal tersebut telah direncanakan".
Menurut penulis, sebenarnya yang terjadi bukanlah pengalihan isu, melainkan isu-isu yang teralihkan akibat dari suatu peristiwa. Walaupun media massa mempunyai peranan penting di dalam hal ini namun tetap saja semua kembali kepada karakter masyarakat Indonesia dalam menyikapi setiap permasalahan. Semoga kita dijauhkan dari segala virus yang membahayakan.
Kita berharap semoga virus corona ini tidak direncanakan masuk kedalam negeri untuk meredupkan perhatian terhadap masalah besar bangsa ini. Salah satu tanggung jawab negara adalah melindungi segenap bangsa Indonesia.
Maka hal yang terpenting dilakukan adalah Pemerintah perlu menyiapkan langkah-langkah sosialisasi yang tidak membuat masyarakat panik dan tetap tenang. Rumah sakit harus disiapkan untuk memberikan pelayanan terhadap masyarakat yang terinfeksi virus corona.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H