Mohon tunggu...
Alfie Nisa
Alfie Nisa Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Psikologi dengan banyak cita-cita yang harus diwujudkan. Pribadi yang dikenal selalu semangat, ceria, dan humoris. Menulis adalah salah satu cara berkomunikasi dengan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Miris, Ibu sebagai Korban Gadget

22 Februari 2016   20:52 Diperbarui: 23 Februari 2016   07:21 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menunggu kita meluangkan waktu untuk mendengar ceritanya. Mungkin cerita yang dikeluhkan kepada kita adalah cerita berulang-ulang yang telah dikatakan. Namun, di balik cerita-cerita beliau, sebenarnya beliau hanya ingin kita sebagai anak selalu ada dan hadir di sampingnya hanya untuk sekedar mendengarkan. Ibu tidak membutuhkan status di media sosial bahwa kita menyayanginya.

Ibu tidak butuh status di media sosial bahwa kita mencintainya. Yang ibu kita butuhkan saat ini adalah kita. Kehadiran kita di sampingnya untuk mendengarkan keluh kesahnya. Kehadiran kita di sampingnya untuk sekedar menanyakan “apakah ibu sudah makan?”, sekedar untuk menanyakan “bagaimana perasaan ibu saat ini? mari bercerita padaku, bu”. Mungkin itu hanyalah pertanyaan yang sederhana, tetapi sangat berharga bagi ibu kita. Pertanyaan sederhana yang begitu dirindukan ibu kita.

Dan ada satu hal lagi yang mungkin sampai saat ini belum pernah kita lakukan kepada ibu kita. Mengucapkan kepada ibu kita secara langsung bahwa kita mencintainya. Bukan hanya ststus di media sosial, bukan hanya pengungkapan lewat tulisan sepucuk surat, tetapi pernyataan langsung dengan tindakan yang sesuai. Karena ibu tidak membutuhkan status medsos kita.

Mari selalu berbakti dan taat kepada ibu kita. Mengungkapkan kepada beliau betapa kita sangat mencintainya. Menanyakan perasaaan beliau, meluangkan waktu untuk berbincang dengan beliau, bahkan bagi kita yang sedang menempuh pendidikan di luar kota sehingga berada jauh dari ibu kita, setidaknya dengan rutin menelpon bisa menyenangkan hati beliau.

Menyisihkan uang hanya untuk sekedar membeli pulsa dan menelpon ibu, tidak akan membuat hidup kita terasa sangat susah di perantauan. Justru hal itu akan membantu kita merasakan ketenangan karena telah mendengar suara orang yang kita cintai. Jangan pernah malu mengungkapkan kata terimakasih dan maaf kepada ibu kita.

Untuk seluruh ibu di dunia, terimakasih telah menjadi sosok yang hebat dalam hidup kami. Terimakasih telah menjadi pendidik dasar selama ini. Dan maaf karena seringkali melupakan hadirmu. Maaf karena menjadikanmu sebagai objek kebohongan dalam status-status medsos kami. Engkau adalah segalanya bagi kami. Wanita hebat dengan pendidikan terhebat selama ini.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun