Mohon tunggu...
Alfief fajar
Alfief fajar Mohon Tunggu... Animator - Pelajar SMA

XII MIPA 6

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Macet, Salah Pemerintah atau Masyarakat?

20 Februari 2020   06:20 Diperbarui: 20 Februari 2020   06:29 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut wikipedia kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan sering terjadi di kota -- kota besar, karena banyaknya pengguna jalan yang tidak seimbang dengan kapasitas jalan raya.

Banyaknya pengguna jalan tiap harinya semakin meningkat. Hal ini dikarenakan semakin mudah untuk mendapatkan kendaraan bermotor. Banyak produsen motor yang memproduksi kendaraan bermotor dengan harga yang relatif murah. 

Selain itu, banyak pihak -- pihak yang menyediakan cicilan dengan uang muka rendah, sehingga saat ini tidak hanya orang yang ekonominya tinggi, tetapi orang yang tingkat ekonominya rendah pun sudah bisa mendapatkan kendaraan bermotor. 

Maka dari itu semua kalangan sudah bisa menggunakan kendaraan bermotor, dimulai dari pelajar hingga orang dewasa menggunakannya untuk melakukan aktivitasnya. Maka tidak heran semakin lama semakin banyak kota -- kota yang tingkat kemacetannya meningkat, bahkan selain kota besar pun kemacetan sudah tidak lagi menjadi hal yang aneh.

Tetapi selain pengguna jalan yang melebihi kapasitas jalan, kemacetan juga dapat diakibatkan oleh perilaku dari pengguna jalan itu sendiri. Perilaku tidak tertib pengendara sering mengakibatkan kemacetan. 

Seperti angkot yang masih sering berhenti di tempat yang seharusnya dilarang berhenti. Selain itu pengendara yang tidak tertib dapat mengakibatkan kecelakaan, kecelakaan tersebut dapat mengakibatkan kemacetan.

Kemacetan sangat merugikan bagi pengguna jalan. Waktu tempuh akan lebih lambat dari yang seharusnya. Sehingga pengguna jalan harus berangkat lebih awal agar tidak telat dan terjebak macet. 

Selain itu kemacetan juga dapat meningkatkan emosi pengguna jalan karena rasa kesal yang dialami oleh pengendara ketika terjebak macet. Dan kemacetan juga dapat meningkatkan tingkat polusi udara, karena jumlah kendaraan yang tinggi dan penggunaan energi oleh kendaraan yang lebih tinggi pada saat kendaraan dalam kecepatan rendah.

Dalam hal mengatasi kemacetan pemerintah sudah semaksimal mungkin melakukannya. Dimulai dari meningkatkan fasilitas jalan hingga kebijakan -- kebijakan  yang mengatur agar kemacetan semakin berkurang. Tetapi apakah kita sebagai pengguna jalan sudah berkontribusi untuk mengurangi kemacetan? 

Kita sudah seharusnya ikut dalam upaya mengurangi kemacetan. Banyak hal yang dapat kita lakukan seperti berhenti menggunakan kendaraan pribadi dan beralih pada kendaraan umum. Hal ini dapat mengurangi jumlah kendaraan di jalan raya. 

Apabila kita tidak bisa lepas dari kendaraan pribadi, setidaknya kita harus tertib dalam berlalu lintas, agar kita tidak menghambat pengguna jalan lain yang dapat mengakibatkan kemacetan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun