Signifier = yang menandai = penanda
Signified = yang ditandai = petanda
CONTOH :
Dari gambar tersebut, diketahui bahwa foto berperan sebagai denotative, sementara petanda dari detotatif nya adalah seorang anak berkulit hitam sedang hormat memakai seragam militer Perancis. Kemudian menghasilkan sebuah tanda denotative sekaligus konotatifnya yaitu bangsa berkulit hitam yang sedang hormat kepada Perancis. Petanda konotatifnya adalah Perancis merupakan negara besr yang tidak membeda-bedakan masyarakatnya berdasarkan warna klit ataupun ras.
Tiga model pembacaan mitos menurut Barthes (2004, h. 184-185) :
- Â Jika pembacaan berfokus pada penanda kosong tanpa spidol atau tidak ada penanda, konsepnya dibiarkan mengisi bentuk mitos tanpa kebingungan, penandanya sederhana: tentara Nigro memberi penghormatan kepada Prancis sebagai imperialitas Prancis, dengan begitu ia menjadi symbol bagi imperialisme Prancis. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh produsen mitos. Pertama produser memiliki konsep, kemudian mitos dibuat dari konsep atau karakter, dan kemudian produser mitos menciptakan bentuk yang mengungkapkan konsep.
- Ketika membaca berfokus pada penandaan lengkap, mengenali distorsi dan penyimpangan yang dibuat oleh satu pihak ke pihak lain mengganggu proses penandaan sistem mitologis yang ada di masyarakat. Ini berarti menerima sistem mitos yang hidup sebagai lelucon. Mitos ini dibaca dari penanda dan makna bentuk, atau bentuk makna itu, secara eksplisit dianalisis. Penghormatan terhadap tentara kulit hitam menjadi alibi imperialisme Prancis. Pendekatan semacam ini biasanya dilakukan oleh seorang mitologis.
- Â Ketika membaca dengan fokus pada menekankan mitos hidup di masyarakat sebagai sesuatu yang bermakna. Ini berfokus pada simbol mitos yang tidak dapat dipisahkan, tersusun oleh makna, bentuk, dan dinamis. Tentara Negro yang sedang hormat merupakan imperialisme Prancis, bukan alibi atau hanya model saja. Jenis pendekatan ini sering digunakan oleh pembaca mitos. Dua jenis fokus pertama adalah statis dan analitis, akhirnya menghancurkan mitos, sedangkan tipe ketiga bersifat dinamis dan mengkonsumsi mitos tergantung pada tujuan struktur mitos itu sendiri. Pembaca membawa mitos untuk hidup pada saat yang sama dengan cerita yang benar dan tidak realistis.
Jika ingin beralih dari semiotika ke ideologi, kita perlu fokus pada fokus ketiga. Artinya, pembaca mitos itu sendiri perlu mengungkapkan fungsi dinamisnya yang penting, dan mitos tersebut diuraikan sesuai dengan sifatnya yang berkembang. Dengan pendekatan ini, pembaca selalu memahami mitos sebagai kisah nyata. Pendekatan pertama, di sisi lain, hanya bertujuan untuk menemukan maksud di balik produksi mitos, sedangkan pendekatan kedua hanya ditujukan untuk menemukan kedok mitos. (Balto, 2004 h.186).
Mitosharus relevan secara historis dengan menggunakan dasar sejarah yang ada.Mitos muncul dari pesan. Komunikasi tidak hanya berasal dari pidato verbal, tetapi juga dari tulisan, fotografi, film, reportase, olahraga, pertunjukan dan publikasi. Mitos pada dasarnya adalah salah satu wilayah semiotika. (Balto, 2004 h.153155).
Untuk menemukan ideologi dalam pesan, kita perlu memahaminya sebagai mitos dan mencari tahu apa artinya dengan melihat konotasi di dalamnya. Ideologi adalah sesuatu yang abstrak. Penyatuan mitos yang konsisten yang mewakili inkarnasi makna dengan mitos atau wadah ideologis. Ideologi harus diceritakan dan cerita itu adalah mitos (Sobur, 2013 h.120).
-Contoh Penerapan Teori Semiotika Barthes-