Apakah kalian pernah menjadi korban bullying? Atau mungkin menjadi pelaku bullying? Lalu apa sih yang kalian ketahui tentang Bullying itu sendiri? Mungkin semua orang mengartikan bahwa bullying merupakan suatu perilaku yang dimana lebih mengarah pada penindasan kepada seseorang yang dilakukan oleh individu ataupun sekelompok orang. Bullying berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang menyeruduk kesana kemari. Istilah ini akhirnya diambil untuk menguraikan suatu tindakan deduktif. Bullying adalah tindakan penindasan dengan memanfaatkan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis.
Istilah Bullying ini biasanya menjadi budaya dikalangan remaja, baik disadari atau tidak. Masa remaja sendiri merupakan suatu fase perkembangan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa ini remaja memiliki tahapan perkembangan dan juga kematangan sosial, fisik, dan psikis. Pada masa ini juga kondisi remaja sangatlah labil karena masa ini merupakan fase pencarian jati diri. Bahkan kita sering menemukan kejadian bullying di lingkungan sekolah.
Budaya bullying ini sering terjadi atas nama senioritas. Bullying pada kalangan remaja yaitu suatu bentuk kekerasan anak yang sebaya kepada seorang anak yang lebih rendah atau lemah untuk mendapatkan keuntungan bahkan kepuasan tertentu. Budaya ini seharusnya tidak ada di lingkungan sekolah karena sekolah merupakan tempat dimana anak diberikan pengajaran dan bimbingan serta lebih fokusnya adalah didikan moral. Maka peran sekolah snagat penting untuk menangani kasus seperti ini karena bullying sangat mempengaruhi psikis anak sehingga salah satunya dapat menghambat dan mengganggu proses pembelajaran anak.
Adapun jenis-jenis bullying remaja di lingkungan sekolah yaitu ada beberapa macam:
Bullying Fisik, ini merupakan jenis bullying yang paling nampak
Bullying Verbal, contohnya anak diberikan julukan yang jelek, difitnah, dan lain sebagainya
Bullying Relasional, yaitu penindasan secara sistematis seperti pengucilan atau penghindaran dari teman-teman sebayanya.
Cyber Bullying, yaitu korban terus mendapatkan pesan negatif dari pelaku nullying dari SMS, ataupun media sosial.
Dampak bullying ini sangat mempengaruhi psikologis anak dan menggangu mereka dalam proses belajar, dan biasanya anak akan mengalami resah, gelisah, stres bahkan depresi. Mereka akan mengalami susah tidur, sedih, menangis, tidak percaya dengan orang lain, tidak mau sekolah, bahkan parahnya ingin bunuh diri. Maka sekolah perlu memberikan dukungan sosial bagi korban bullying seperti memberikan dorongan untuk memberikan kehangatan dan kasih sayang, dukungan penghargaan yang positif seperti memberikan semangat, dan dukungan informasi seperti memberikan nasehat.
Bahkan tanpa disadari pelaku bullying memiliki prilaku bullying karena beerapa faktor:
Faktor keluarga, seperti keluarga yang tidak harmonis dan amasalah antara orang tua yang biasanya akan terjadi kekerasan verbal ataupun fisik, maka bisa jadi anak akan menerapkannya kepada teman temannya.
Faktor sekolah, yaitu tidak menangani prilaku bullying anak sehingga ia menganggap bahwa hal tersebut hal yang wajar dan biasa. Karena terkadang sekolah menganggap bahwa prilaku tersebut sebagai “bercanda”
Faktor ekonomi, seperti anak kekurangan uang yaitu ia melakukan bullying agar mendapatkan kebutuhan yang tidak dapat dicukupi orang tuanya atau dengan kata lain tindakan pemerasan.
Faktor media, yaitu dengan adanya tayangan-tayangan prilaku buruk seperti bullying, mereka akan menganggapnya menjadi hal yang wajar.
Dengan mengetahui faktor prilaku bullying diatas, akan memudahkan pihak sekolah dalam menangani masalah bullying dengan mengetahuiinti permasalahannya.
Daftar Pustaka
Kurnia, I. (2016). Bullying. Yogyakarta: Relasi Inti Media.
Riani. (2021). Pentingnya Dukungan untuk Korban Bullying. jakarta: Pustaka taman Ilmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H