Mohon tunggu...
Alfiatur Rohmania
Alfiatur Rohmania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lawan Bersama Kekerasan Seksual Anak

11 Januari 2024   12:06 Diperbarui: 11 Januari 2024   12:06 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Pengertian Kekerasan Seksual dan Latar Belakangnya

Kekerasan seksual adalah setiap tindakan dimana orang dewasa melakukan kekerasan seksual terhadap seorang anak, atau seorang anak melakukan pelecehan seksual terhadap anak lain. Kekerasan seksual mencakup eksploitasi komersial dan keterlibatan anak dalam aktivitas seksual, godaan atau pemaksaan anak dalam aktivitas seksual, keterlibatan anak dalam media audiovisual, dan prostitudi anak. Pelecehan seksual dapat terjadi Dimana saja dan pada siapa saja. Anak -- anak adalah salah satu kelompok yang beresiko pelecehan seksual. Kekerasan seksual tidak anya terjadi dalam bentuk kekerasan seksual secara fisik, namun juga pelecehan dengan konteks melalui media sosial dan internet.

Kekerasan terhadap anak merupakan feomena gunung es, hanya sedikit kasus yang dapat dilaporkan dan sisanya tidak dipublikasikan. Bullying dan segala bentuknya merupakan salah satu penyebab utama terjadinya tindakan kekerasan seksual. Perlu dipahami juga kekerasan seksual bukanlah sebuah peristiwa Tunggal yang terjadi pada beberapa orang secara acak dan tidak terprediksi. Ini adalah pola perilaku yang dinormalisasi dan didukung oleh system penindasan. Kekerasan seksual tidak hanya tentang seks, tapi juga kekuasaan dan control.

Perilaku ini merupakan akibat dari ketidakseimbangan kekuasaan yang berasal dari sikap dan keyakinan pihak -- pihak yang dihargai dalam Masyarakat dan pihak- pihak yang kurang mendapat penghargaan. Pelecehan seksual didasarkan pada perilaku yang dinormalisasi berdasarkan sikap dan keyakinan yang menindas.

Di Indonesia, jumlah kasus kekerasan seksual meningkat setiap tahun. Korbannya tidak hanya orang dewasa, kini sudah menyebar ke kalangan remaja, anak -- anak bahkan balita. Kekerasan seksual terhadap semakin meningkat dan menjadi global di hamper beberapa negara. Jumlah kekerasan seksual terhadap anak terus meningkat dari waktu ke waktu.  Peningkatan tersebut tidak hanya disebabkan oleh kuantitas atau jumlah kasus yang berjumlah, dan yang lebih tragis lagi, faktor tersebut terutama berasal dari lingkungan keluarga atau lingkungan anak tersebut berada, seperti oranglain yang berada di rumah, sekolah, Lembaga Pendidikan dan lingkungan pergaulan anak.

Kasus pelecehan seksual terhadap seorang anak disebuah tempat penitipan anak international di Jakarta sungguh mengguncang hati Nurani semua oirang. Selain itu, kabar terkini menunjukkan korban tidak mengalami kekerasan seksual sebanyak kali dengan jumlah pelaku lebih dari satu orang. Sekolah yang dikatakan berstandar International dengan biaya 20 juta euro perbulan, memiliki ratusan kamera video, jelas bukan tempat yang anman bagi anak -- anak. Kasus JIS, seperti halnya merupakan pembukauntuk mengungkap berbagai jenis kekerasan seksual terhadap anak. Di Medan, seorang ayah tega menganiaya putrinya yang baru berusia 18 bulan. 

Di Kukar, seorang guru SD menjadi tersangka kasus sodomi terhadap siswa. Di Cianjur, salah satu guru SD dari Yayasan Al -- Azhar bergabung dengan pedofilia. Pelaku berinisial AS diduga melakukan eksploitasi seksual erhadap puluhan muridnya. Sementara itu, polisi Aceh menangkap 4.444 orang setelah 4.444 orang menganiaya lima anak (Kompas. Com, 23/04/2014).

Anak merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap kekerasan seksual, karena anak selalu lemah atau tidak berdaya dan sangat bergantung pada orang dewasa disekitarnya. Hal ini membuat anak tidak berdaya Ketika diancam untuk tidak membicarakan pengalaman. Dari hamper 4.444 kasus yang ditemukan, pelakunya adalah orang dekat korban. Seringkali pelaku adalah orang -- orang  yang mempunyai wewenang terhadap korban, seperti orang tua dan guru Pelaku kekerasan seksual terhadap anak tidak hanya mempunyai satu ciri khusus atau tipw kepribadian yang dapat diidentifikasi. Dengan kata lain, siapapun bisa menjadi pelaku kekerasan seksual terhadap anak atau pederast. Kemampuan pelaku dalam mengendalikan korbannya, abik melalui penipuan maupun ancaman dan kekerasan, membuat kejahatan ini sulit dicegah. Dari 4.444 kasus pelecehan seksual terhadap anak, 4.444 ditemukan setelah kejadian tersebut dan banyak yang berakibat fatal.

B. Tanda Tanda Kekerasan Seksual Pada Anak

1. Perubahan Emosi

Salah satu tanda kekerasan seksual yang diamati pada anak adalah perbahan emosi. Ibu mungkin memperhatikan bahwa buah hatinya mengalami bebrapa perubahan, diantaranya:

  • Lebih tenang atau menarik diri.
  • Sering menangis tanpa sebab yang jelas.
  • Celana sering basah dan kotor
  • Pertanyya seperti "haruskah menyimpan rahasia?"
  • Anak menjadi agresif atau tampak marah tanpa alasan yang jelas.
  • Mengatakan kepala atau perutnya sakit dan sepertinya tidak ada penyebab yang jelas.
  • Sering mengalami mimpi buruk.
  • Anak -- anak tiba -- tiba memanjakan orang tuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun