Mohon tunggu...
Alfiatul Zahra
Alfiatul Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

edukasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siswa Tetap Giat Belajar Walau Terkendala oleh Keterbatasan Gawai

19 Juli 2021   11:03 Diperbarui: 22 Juli 2021   15:29 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                       Sumber: majalah1000guru.net

Pandemik COVID-19 di Indonesia saat ini sudah memasuki tahun ke-2 , begitupun pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh atau biasa disingkat dengan PJJ yang diterapkan di seluruh jenjang pendidikan di Indonesia. PJJ atau school from home merupakan pembelajaran yang seluruh aktivitasnya dilakukan secara daring yang dilaksanakan di rumah peserta didik masing-masing. 

PJJ diimplementasikan oleh kementrian pendidikan bermaksud sebagai upaya untuk meminimalisir penyebaran COVID-19. Kebijakan belajar dari rumah tersebut mulai diterapkan pada tanggal 9 Maret 2020 setelah menteri pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan surat edaran nomor 2 Tahun 2020 dan nomor 3 Tahun 2020 tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19.

Tak jarang kendala yang dialami oleh peserta didik dalam PJJ ini adalah akses internet dan biaya kuota. Bahkan yang lebihnya lagi yaitu kepemilikan gawai yang terbatas dalam satu keluarga tertentu sehingga kondisi tersebut terasa kurang memungkinkan anak untuk ikut pembelajaran daring. 

Seperti yang terjadi di salah satu sekolah dasar di Kota Jakarta, tepatnya dialami oleh beberapa peserta didik di  SDN Kebon Kacang 01 yang pembelajarannya di dampingi oleh penulis yang saat itu sedang melaksanakan kegiatan KKN dari Universitas Pendidikan Indonesia. Walaupun di kota besar dan di Jakarta tetapi tetap ada peserta didik yang kekurangan dalam kepemilikan gawai.  

gawai-60f92c7c06310e5b9f6de754.jpg
gawai-60f92c7c06310e5b9f6de754.jpg
                                                                                                        Sumber : kumparan.com

Mayoritas permasalahan PJJ bagi peserta didik dan orang tua yang turut serta terlibat adalah keterbatasan kepemilikan gawai. Faktanya, sang anak harus menggunakan gawai secara bergiliran, mengingat dalam keluarga tersebut terdiri lebih dari satu saudara kakak-beradik sedangkan gawai yang dimiliki hanya satu bahkan itupun milik orang tua, ditambah lagi orang tua yang harus pergi bekerja sehingga mereka tidak dapat memberikan gawai tersebut kepada sang anak.

Namun keterbatasan kepemilikan gawai tidak menghambat semangat dan giat belajar siswa dalam mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh ini. Nyatanya mereka tetap ikut serta dan tidak lalai dalam pengumpulan tugas yang diberikan oleh guru. 

Seperti wawancara yang telah dilakukan kepada salah seorang guru di sekolah terkait, bahwa terdapat siswa yang pada setiap pagi hari selalu membantu orang tua nya bekerja sebagai pedagang kaki lima sehingga siswa tersebut tidak dapat mengikuti pembelajaran secara terpat waktu karena hanya orang tua nya yang memiliki gawai. 

Namun ia selalu aktif bertanya kepasa guru untuk memastikan pembelajaran atau materi apa yang harus ia tempuh di hari yang sama, walaupun memang sebelumnya sudah ada kesepakatan dengan gurunya perihal kompensasi pengumpulan tugas yang ditukar menjadi sore hari mengingat kondisi kepemilikan gawai di keluarganya yang kurang mendukung untuk sang anak mengikuti pembelajaran secara tepat waktu bersama teman-temannya.

Dari adanya kasus tersebut mungkin dapat menjadi solusi atau jalan keluar bagi pendidik dan peserta didik yang lainnya bahwa keterbatasan kepemilkan gawai yang dialami oleh peserta didik dapat teratasi dengan cara mentukar waktu pengumpulan tugas sesuai dengan kondisi keluarga siswa, namun tetap dikumpulkan di hari yang sama sesuai dengan kesepakatan yang dibuat antara pendidik - peserta didik - serta orang tua, karena nyatanya keterbatasan kepemilikan gawai tidak membuat sang anak tidak giat belajar, justru membuat ia semakin semangat belajar dan aktif berkomunikasi guru sehingga pendampingan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan orang tua akan lebih bermakna. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun