Jumat, 21 Desember 2012 Minat masyarakat untuk menanam pohon melalui Gerakan Penanaman 1 Miliar Pohon sangat tinggi karena dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Demikian dikatakan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo saat membacakan sambutan tertulis Menteri Kehutanan dalam Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI), Bulan Menanam Nasional (BMN), Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon (GP TPP) Serta Kampanye Indonesia Menanam (KIM) Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 yang dipusatkan di Desa Pangawaren, Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, Jumat (21/12). [caption id="attachment_223950" align="alignleft" width="150" caption="Penerima Penghargaan Wilayah Jawa tengah"][/caption] Kegiatan diawali dengan pemberian penghargaan kepada Bupati/Kota penanaman I miliar pohon tingkat Provinsi Jawa Tengah kepada Bupati Grobogan, Cilacap, Rembang, Kota Semarang, dan 30 daerah yang peduli melestarikan lingkungan Serta Terhadap Kelompok Pecinta Alam yang peduli terhadap Konservesi Lingkungan Dalam Hal ini Unit Pandu Lingkungan Mahasiswa Pecinta alam Universitas Jenderal Soedirman (UPL MPA UNSOED) meraih Juara III Terbaik di Wilayah Jawa tengah . Juga diadakan kerja sama antara Provinsi Jawa Tengah dengan empat perguruan tinggi yakni, Unsoed Undip, UNS, dan Unnes. Hadir dari Unsoed Pembantu Rektor IV Bidang Pengembangan dan Kerja Sama Ir. Budi Rustomo, M.Rur.Sc., Ph.D Secara nasional capaian realisasi gerakan menanam pohon selama tiga tahun terakhir telah melebihi target penanaman minimal 1 miliar pohon setiap tahun. Pada 2010 tertanam sebanyak 1,3 miliar pohon atau 130 persen. “Tahun 2011 tertanam 1,5 miliar pohon atau 150 persen dan pada tahun 2012 sampai akhir bulan Oktober 2012 telah terealisasi penanaman 732 juta batang pohon di seluruh Indonesia,” kata Gubernur Jawa Tengah. “Saya berharap seluruh warga ikut menjaga kelestarian lingkungan khususnya hutan. Jika kelestarian hutan tidak dijaga bisa menimbulkan bencana seperti banjir dan tanah longsor,” katanya. “Kalau kampusnya hijau royo-royo, iyup, dan sejuk, mahasiswa pikirannya ya jernih diajak bicara ya nggathuk. Namanya universitas konservasi kalau bisa membuat seperti itu pasti mahasiswanya pinter-pinter. Itu pasti. Dan luar biasa saestu lanjutkan perjuangan itu,” kata Gubernur. Sebaliknya, kata gubernur, kalau kampusnya panas, semuanya ikut panas diajak ngomong ya ora nggathuk waton demo wae ora bar-bar, karena apa? Karena kampusnya gersang panase ora ilok-ilok arep ngiyup tidak ada,” katanya. “Matur nuwun bapak rektor tolong ini dipelihara dan dilebarkan sayapnya.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H