Tanggal 21 Desember 2012, Auditorium Fakultas ISIP UNSOED telah ramai oleh Pasukan UPL MPA UNSOED, serta para kawan-kawan mapala yang tersebar diindonesia serta masyarakat civitas akademika lainnya, sekitar 150 Peserta hadir memadati Gedung yang sedang diadakan Seminar Nasional Hasil Ekspedisi Soedirman V Jayawijaya UPL MPA UNSOED, bertema “PENDAKIAN PUNCAK CARSTENZS PYRAMID 4884 MDPL, PUNCAK SOEMANTRI 4855 MDPL SERTA ANALISIS VEGETASI DISEPANJANG JALUR PENDAKIAN VIA PEDALAMAN UGIMBA”. Acara ini merupakan rangkaian dari kegiatan Ekspedisi Soedirman V Jayawijaya 2012. [caption id="attachment_223951" align="alignleft" width="150" caption="Pemaparan Tim Operasional"][/caption] Seminar Hasil dipaparkan oleh Tim Atlit Operasianal yang diwakili oleh 2 orang Yogi Nugraha S.H (Fak.Hukum), Setyawan Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian serta dimoderatori oleh Agus Ariyanto, Mantan Pendaki Gunung Kilimanjaro Soedirman Indonesia Tanzania Expedition 2009. Pemaparan hasil dilanjutkan dengan pembahasan hasil yang dikomandoi Dimas Nugroho W (Manajer Ekspedisi Soedirman V Jayawijaya 2012) dan 2 orang pembahas yakni Dr. Puji Widodo M.Sc (Dosen fakultas Biologi Unsoed) Analisis Vegetasi Pulau Papua, Ripto Mulyono (Guide Adventure Pendaki Gunung Es/Alumni Mapala UI) Analisis Rute Pendakian Pedalaman. Pembahasan berjalan dengan sangat menarik, pembahasan tahapan operasional pendakian Puncak Carstenzs pyramid 4884 Mdpl, Puncak Soemantri 4855 Mdpl yang melewati jalur pedalaman ugimba, Yogi Nugraha (ketua tim Operasional ES V) Menuturkan “ jalur ugimba distrik sugapa tercatat Tim kami, UPL MPA UNSOED adalah satu-satunya Tim Pendaki dari indonesia yang pertama kali melewati jalur dari Ugimba sumber informasi kami peroleh dari Bpk.maximus PT. Carstenzs Adventure. Dari Bidang Akedemisi Dr. Puji Widodo M.Sc (Dosen fakultas Biologi Unsoed) terkait Analisis Vegetasi, menyatakan selain itu masalah pengelolaan kawasan konservasi Pegunungan Papua telah menjadi masalah rumit yang tak kunjung terselesaikan. Pulau Papua yang sangat luas memiliki potensi keanekaragaman hayati dan Non hayati yang tinggi menjadikan Analisis vegetasi yang begitu Potensial untuk diteliti lebih jauh, yang menjadi masalah adalah buku-buku ilmiah tentang keanekaragaman hayati Pulau Papua yang kebanyakan telah diterbitkan oleh peniliti dari pihak-pihak asing, selain itu adanya masyarakat yang tinggal didalam kawasan Pedalaman Papua yang sering terlibat perang suku. [caption id="attachment_223952" align="alignleft" width="150" caption="Pembagian Doorpize"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H