Perburuan intensif di Tasmania umumnya dianggap sebagai penyebab kepunahannya, namun faktor lain yang berkontribusi adalah penyakit, masuknya dan persaingan dengan dingo, perambahan manusia ke habitatnya, dan perubahan iklim . Sisa-sisa harimau Tasmania terakhir yang diketahui ditemukan di Museum dan Galeri Seni Tasmania pada tahun 2022. Sejak kepunahan, telah banyak pencarian dan laporan penampakan hewan hidup, namun tidak ada satupun yang dapat dikonfirmasi.
Harimau Tasmania telah digunakan secara luas sebagai simbol Tasmania. Hewan ini ditampilkan di lambang resmi Tasmania . Pada tanggal 7 September, tanggal kematian harimau Tasmania terakhir yang diketahui pada tahun 1936, Hari Spesies Terancam Punah Nasional telah diperingati di Australia sejak tahun 1996. Universitas, museum, dan institusi lain di seluruh dunia melakukan penelitian terhadap hewan tersebut. Seluruh rangkaian genomnya telah dipetakan, dan ada upaya untuk mengkloning dan menghidupkannya kembali.
Forest Watch Indonesia (FWI) juga mengungkapkan fakta mengejutkan dalam buku Potret Keadaan Hutan Indonesia Periode 2009-2013, yakni dalam kurun waktu 2009-2013, Indonesia kehilangan hutan seluas 4,6 juta hektar atau setara dengan tujuh kali luas Provinsi DKI Jakarta."Setiap menit, Indonesia kehilangan hutan seluas tiga lapangan bola" - EG Togu Manurung, Ketua Perkumpulan FWI
Pada tahun 1950, luas wilayah hutan Indonesia diperkirakan mencapai 193 juta hektar. Tahun 2009, luas hutan Indonesia berkurang lebih dari setengahnya, menjadi sekitar 88 juta hektar. Lalu, tahun 2013, jumlahnya semakin menyusut sekitar 82 juta hektar.
Kejahatan Lingkungan, Ancaman Terbesar Hutan Indonesia
Indonesia pernah tercatat dalam Guinness Book of World Records pada awal tahun 2000-an sebagai negara tropis dengan laju deforestasi tertinggi di dunia, yakni dua juta hektar per tahun.
Tentu saja itu bukan suatu kebanggaan, melainkan sebagai tamparan bagi masyarakat Indonesia. Sampai saat ini, bentuk kejahatan lingkungan berupa deforestasi menjadi ancaman terbesar bagi hutan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H