Mohon tunggu...
Alfiansyah_senja
Alfiansyah_senja Mohon Tunggu... Buruh - Penulis artikel, foto, dan traveling

Lahir dan besar di kota Balikpapan. "Setiap Malam adalah Sepi" adalah novel perdana yang berhasil dicetak lewat proyek indiependent. Novel ini bercerita tentang kehidupan urban seorang pekerja yang bekerja di malam hari di Kota Balikpapan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Atas Nama "Bumi Manusia", Saya Menggugat Hanung dan Iqbaal

22 September 2019   12:06 Diperbarui: 22 September 2019   13:15 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tanpa tanding."

Jari-jarinya masih mengelus dagunya Annelies yang halus, dengan penuh perasaan. Mereka berdua masih bertatap mata. Tiba-tiba, bibir Minke langsung nyosor ke pipinya Annelies. Annelies kaget dan diam. Satu kecupan sudah mampu membuat anaknya Nyai Ontosoroh ini lari, sambil menjerit, "Mama! Mama! Mamaaaa!"

Pertemuan pertama, Minke mencium Annelies sebanyak dua kali. Tanpa seizin Mama (Nyai Ontosoroh) dan kedua, atas izin Mama. Jika saja Hanung Bramantyo berpikir sama seperti Fredy S., mungkin jalan ceritanya akan tambah bombastis.

Apakah "Bumi Manusia" hanya menceritakan remeh-temeh percintaan remaja saja?

Baiklah, memberikan nilai, bagus, atau tidak bagus pada sebuah film yang telah selesai ditonton, adalah otoritas bagi setiap individu. Penilaian terhadap film itu sifatnya relatif. Semua punya kesimpulan masing-masing.

Mantan pentolan boy band Coboy Junior itu sudah lama menjadi idola kaum hawa. Terutama, berkat aktingnya di film Dilan 1990 (2018).
Sejak (24/5/2018), ia dibaptis memerankan Minke alias Raden Mas Tirto Adhi Soerjo. Bagi kalangan para penganut ideologi pramis, para akademisi sastra (mengaku dirinya sastra serius), kaum pergerakan kiri (bisa kekiri-kirian), dan pencinta karya-karya Pram, mencak-mencak mempersoalkan hal itu.Kenapa harus Iqbal!  Imajinasi mereka langsung berbanding terbalik dengan isi novel Mbah Pram. Dari awal, Iqbal sudah mendapat kecaman bahwa ia belum bisa memerankan isi novel sastra klasik tersebut. Namun, semua sanggahan dan komentar miring itu tidak menyulitkan niat sang sutradara Hanung Bramantyo untuk mengganti peran Minke ke Iqbal.

Saya akui, sebagai sutradara senior, Hanung mampu membaca kuantitas pasar industri perfilman Indonesia, di mana, dewasa ini para penonton milenial tak pernah luput dari dunia percintaan ala-ala romantisme ke-Dilan-an--dialog tak berat, isi cerita mudah dipahami dan pemerannya harus gagah atau cantik. Maka dari itu, walaupun terlalu prematur, Iqbal Ramadhan tetap memerankan tugas penting menjadi seorang Minke, agar para milenial hanya tahu Kak Iqbal "Dilan" ini main film lagi, dan pasti di film itu akan kelihatan gagah, keren, dan cool. "Kak Iqbal! Kakak! Kaak!"

Pada kesempatan yang sama di tahun lalu, tepatnya (28/5/2019), di Yogyakarta, CNNIndonesia.com berbincang dengan Hanung soal film Bumi Manusia yang akan mulai syuting pada Juli 2018. Dari sini, kita sudah diberikan sedikit gambaran singkat mengenai "Bumi Manusia" yang ada di kepalanya Hanung. Katanya : :
"Saya ingin membawa Bumi Manusia kepada novelnya, sesuai novelnya. Tapi kadang sering sekali saya menjumpai orang ketika diminta tanggapan soal novel Bumi Manusia selalu menganggapnya, "ini novel yang sangat berat, novel sastra yang sangat tinggi," kemudian memfilmkannya bakal sulit. Makanya, mari kembali membaca Bumi Manusia dalam konteks sekarang. Bumi Manusia yang ditulis pak Pram ini sangat melampaui zamannya.
Jadi kalau dilihat, seandainya yang nulis bukan pak Pram dan judulnya bukan Bumi Manusia, (inti cerita) Minke dengan Annelies itu hubungan cinta.
Ada anak muda yang lagi galau dengan dunianya, dunia dengan perubahan yang sangat cepat ini.
Tiba-tiba ditantang teman sekolahnya untuk 'hayuk berani enggak ke rumah itu, ke daerah itu, ada cewek cantik, kita taruhan yuk bakalan suka sama siapa.'

Dari sini, Hanung sudah salah tafsir memberikan kesimpulan sangat sederhana atas "Bumi Manusia" : hubungan cinta antara lawan jenis.

Hanung, perlu Anda ketahui, dalam dunia kesusasteraan, Mbah Pram menempati posisi penting. Tak hanya di Indonesia, namun di belahan dunia, novelnya selalu disebut-sebut pada forum, universitas dan para intelektual yang mengenal Indonesia, era kolonialisme, imperialisme dan javasentrisme.

Lebih jelasnya, kritikus sastra, Saut Situmorang yang beberapa hari ini selalu berkoar-koar di media sosial pribadinya, menulis status kritik bernada satir soal film Bumi Manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun