Atau menertawai sahabat saya yang setiap hari selalu mencoba tampil gagah di depan sekertariat, duduk menyilangkan kaki sambil merokok, main gitar, minum kopi hitam, serta memasang muka pembualan. Jika tidak main gitar, sahabat saya itu akan melamun, seakan-akan ada yang dipikirkan, entah apa itu (sepintas  ada mikir jorok), merokok dengan gaya seperti foto eksistensialis Chairil Anwar, menatap pembualan. Dan jika dia ditegur, sahabat saya itu akan membalasnya  dengan senyum seadanya. Asli, hal yang dilakukan itu adalah bukti otentik bahwa mahasiswa itu, di samping banyak-banyak merenung, sok' mikir negara, kritis, eksis, harus tampil cool untuk memikat para mahasiswi. Ya paling tidak ada mahasisiwi yang melirik ke arahnya, hal itu semua sudah lebih dari cukup untuk membuatnya lebih pembualan.
Di sekertariat, banyak diisi dengan omong kosong dan ha-he, ha-he, menertawakan sesuatu. Kadang juga mikir berat dan menumpahkan ide-ide kreatif, hal apa yang mesti dilakukan dan diperbuat. Mau buat acara apa dan materi apa yang akan ditampilkan.
Ide-ide saya juga lebih dihargai dan apa yang ingin saya lakukan tersalurkan.  Buat grup band (padahal skill saya main gitar  jauh diatas rata-rata), nampil main band, buat bulletin kampus, main teater di depan gedung DPRD, serta kegilaan lainnya, yang mungkin saya ceritakan tidak akan pernah habis untuk dikuras sehari semalam.
Satu lagi yang sangat berkesan adalah, saya mendapatkan persahabatan yang melebihi persahabatan apa pun. Ah, bijaksana sekali. Tapi ya, begitulah. Apa yang saya rasakan, pada kenyataanya memang seperti itu.
Persahabatan kami pun sampai sekarang masih tetap terikat. Ngumpul tanpa ada yang mesti ditutup-tutupi, plos, dan kadang saya banyak merepoti mereka, terutama Vrendy.
Kawan-kawan seperjuangan saya malam itu juga hadir, yaitu Vrendy dan Nur Koiri. Saya satu angkatan dengan mereka berdua. Nur datang dengan istri tercinta. Tak hanya itu, angkatan 2013, Dio Idris yang tidak tahu rimbanya di mana turut hadir, Chairil Anwar datang dengan ceweknya, Gracemen yang belum lulus kuliah, dari balik panggung tetap membantu jalannya acara, orang Penajam Paser Utara Adi Suryadi turut hadir dengan ceweknya. Senior saya sekaligus pengantin baru, Dolvi Arief Dondokambey datang membawa pasangannya.
Terus terang, walau tidak banyak omong-omong, saya senang dapat berkumpul kembali bersama sahabat saya. Sayang sekali Alan tidak hadir, dia sibuk memburu rupiah kerja tambang di Sangatta, Â kehadirannya diwakilkan sang kekasih Kinan. Wahyu Triono, senior saya juga tidak hadir karena disibukkan oleh pekerjaan, sesibuk apapun, tapi Mas Wahyu selalu ada waktu untuk Semu dan sampai sekarang selalu direpoti Semu, tapi saya yakin, Mas Wahyu melakukan hal itu dengan senang hati. Bang Hysan, Bang Jeje, Kontak Person Oky Rizky yang saat ini berada di Tarakan, serta sahabat yang tidak disebut namanya satu persatu, sayang sekali tidak hadir pada malam itu.
Mumpung Masih Muda dan Kawan dari Penajam
Hampir 2 jam kami omong-omong. Omong politik, kekuasaan, dan remeh-temeh lainnya. Kebanyakan omong-omong kami menceritakan pengalaman pribadi masing-masing, mulai dari kota-kota yang pernah disinggahi, kejengkelan salah satu tim sukses yang sudah mengorbakan waktu, pikiran, dan tenaga "apabila pasangan yang dia dukung 'gol' akan diberikan pekerjaan" tahu-tahunya orang yang didukungnya itu menjabat dan dia pun di-PHP-in---sedih sekali.
Sebelum Bang Ady dan Bang Arif pulang, mereka membeli bukunya Bang Onoy. Lain kali dan lain waktu, kami pasti akan berjumpa kembali.