"Gaji saya Rp. 2.500 sebulan. Minimal dulu, hidup sebulan itu gaji Rp.12.000. Ketika ditanya oleh orang tua pacar aku terkait pekerjaan, aku bingung mau jawab apa. Aku jujur-juruan saja bahwa aku adalah seorang buruh karyawan," kasihan sekali. Lebih kasihan lagi, ia bercerita tak dikasihani, malah ditertawai.
Cinta itu memang  membutakan semua. Orang tua pacarnya tak setuju, akhirnya ia nekat kawin lari. Ia menunggu si doi di dekat rumahnya. Ia yakin pacarnya yang setia itu akan menemuinya sehabis subuh, keluar rumah, dan langsung loncat pagar. Minggat.
"Kami pergi, kawin lari," katanya, dengan bangga. Dalam hati, saya katakan kalau hal itu sangatlah perbuatan yang tak patut ditiru. "Kawin lari akhrinya, belum sampai seminggu orang tuanya bilang oke. Orang tuanya oke," lanjutnya.
Siapa yang ingin anaknya nikah dengan seorang seniman? Yang katanya orang awam dan calon mertua pekerjaanya atau penghasilannya tidak jelas. Namun Sujiwo percaya satu hal, kalau semua ini nantinya akan baik-baik saja dan jangan pernah takut jika hari ini tidak 'makan'. Masih banyak cara untuk cari 'makan'. Asal keringatnya itu, adalah keringat yang dihasilkannya keluar dari kerja yang halal.
"Sampai saya dipinjami garasi oleh teman saya dan saya kasih dindingi triplek untuk tinggal di situ bersama istri saya. Ngencuk ya disitu," lugasnya. Semua tertawa lepas.
Kemudian, Sujiwo menyarankan ke anak-anak muda agar tak terlalu banyak pikir terkait soal nikah. Di mana tak usah terlalu memikirkan soal kerjaan dan takut tidak makan. Rezeki akan mengalir ketika sudah menikah. Menikah sebenarnya gampang. Mas kawin bisa apa saja, asalkan tidak riba dan harus berupa benda. Tanggungjawabnya yang besar, di mana ia harus bisa bersikap dewasa, matang, bijaksana, serta menafkahi pasangannya secara bataniah.
"Yang lalu biarlah berlalu, sekarang adalah masa depan sudah siap. Anak nantinya akan membawa rezeki itu nantinya pasti akan muncul. Dan ini bukan mitos," katanya.
Saya masih janggal terhadap jalan hidup seorang seniman seperti Mbah Sujiwo. Di mana tak usah banyak mikir soal menikah. Pokoknya nekat-nekatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H