Mohon tunggu...
Alfiansyah Syah
Alfiansyah Syah Mohon Tunggu... Warga Negara Indonesia -

Penikmat Senja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Babi: Lebih Baik Jadi Babi daripada Jadi Fasis

16 Desember 2017   09:32 Diperbarui: 17 Desember 2017   07:17 1551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, pesawat yang diperbaiki telah jadi. Babi berhasil menghindari penyergapan dari Angkatan Udara. Babi dan Fio berpetualang di udara. Ini pertama kalinya Fio berpetualang. Ia takjub, betapa luasnya dunia.

Mengabarkan Babi baik-baik saja, ia pergi ke kediaman Nona Gina. Nona Gina yang bersama Curtiss memandang Babi, yang meliuk-liuk di udara, dengan penuh pesona dan gagah. Babi pamer dirinya baik-baik saja. Melihat Babi bermain di udara, memori Nona Gina menghampiri, di mana waktu mudanya dulu, ia terbang menaiki pesawat bersama kekasihnya.

Nona Gina baru saja bertaruh. Jika Babi turun menghampirinya,taruhannya menang. Tapi Babi hanya meliuk-liuk di udara dan melesat pergi.

"Kau bisa jatuh cinta lagi dan lagi," kata Nona Gina.

Walau diikutuk menjadi babi, namun kaum Hawa tetap menyukainya. Fio dan Nona Gina tergila-gila pada Babi. Tapi Babi lebih menikmati dirinya menyendiri. Cinta memang tak memandang fisik, tapi cintanya Babi begitu absurd. Hal itu diakui oleh Nona Gina, di mana orang-orang Andratik begitu merumitkan soal cinta. Cinta memang adalah sesuatu yang rumit, apalagi jika mencintai seorang Babi.

Bersambung. . .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun