Saya berani katakan, Syamsul tidak mengibarkan bendera putih. Sampai sekarang  ia tetap memegang teguh prinsip siri' (malu dan harga diri) na pesse' (saling mmerasakan sesama). Ia tegakkan harkat dan martabat semangat Pasukan Ramang, lalu ia rasakan penderitaan itu di dalam perutnya sendiri secara dalam-dalam. Biarlah kapten mempertanggungjawabkannya sendiri. Masalah di PSM, hanya dia saja yang tanggung,  tanpa ada yang disalahkan maupun menyalahkan.
Satu yang mungkin harus diketahui oleh Kapten, bahwa sepak bola itu adalah kerja kolektif. Jadi, sewajar-wajarnya harus dipertanggungjawabkan bersama-sama. Tapi Syamsul lebih menangungnya sendiri. Saya yakin, semangat Syamsul akan tetap ada dan berada di tubuh PSM.
*Tulisan ini saya buat mengenang kembali seorang Syamsul Bachri Chaeruddin. Setelah 15 musim membela PSM, akhirnya, 6 November 2017, PSM (6) Â vs (1) Madura United, Syamsul resmi mengumumkan tidak memperkuat PSM.
ALFIANSYAH, tinggal di Balikpapan, bekerja sebagai media officer Persiba Balikpapan dan mantan wartawan