Mohon tunggu...
Aditia Akbar Putra Alfiansa
Aditia Akbar Putra Alfiansa Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

seorang yang tertarik dalam bidang pemerograman web hingga sekarang tetap menjadikan ngoding sebagai hobi dan kegemaran.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dampak Utang Negara terhadap Pelemahan Nilai Tukar Mata Uang

18 Juni 2024   08:49 Diperbarui: 18 Juni 2024   08:58 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/

3. Kebijakan Moneter dan Suku Bunga

Pemerintah yang memiliki hutang besar mungkin berusaha untuk menurunkan suku bunga guna meringankan beban pembayaran bunga hutang. Namun, suku bunga yang rendah juga dapat mengurangi daya tarik investasi dalam mata uang negara tersebut. Sebagai contoh, suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong investor untuk mencari hasil yang lebih tinggi di negara lain, yang mengakibatkan keluarnya modal dan melemahkan nilai tukar mata uang.

Sebaliknya, untuk mempertahankan nilai tukar, bank sentral mungkin harus menaikkan suku bunga, yang bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi domestik. Kebijakan moneter yang kontradiktif ini menunjukkan betapa rumitnya pengelolaan hutang dan nilai tukar.

4. Inflasi dan Nilai Tukar

Peningkatan hutang negara yang berlebihan sering kali dapat menyebabkan inflasi jika pemerintah mencetak uang untuk membiayai defisit anggaran. Inflasi yang tinggi akan mengurangi daya beli mata uang domestik, yang pada gilirannya akan menurunkan nilai tukar. Investor asing akan cenderung menjual aset dalam mata uang tersebut, karena khawatir nilai investasi mereka akan tergerus inflasi, lebih lanjut melemahkan nilai tukar.

5. Kepercayaan Pasar

Kepercayaan pasar terhadap kemampuan pemerintah untuk mengelola hutang secara efektif juga memainkan peran penting. Jika pasar percaya bahwa pemerintah memiliki kebijakan yang kredibel untuk mengurangi defisit dan hutang, dampak negatif terhadap nilai tukar bisa diminimalkan. Sebaliknya, ketidakpercayaan terhadap kebijakan fiskal dan moneter dapat mempercepat depresiasi mata uang.

Contoh Kasus

Kasus Yunani pada krisis keuangan Eropa adalah contoh yang baik. Pada puncak krisis hutang, nilai tukar Euro terhadap mata uang lainnya melemah karena kekhawatiran bahwa hutang Yunani yang besar tidak dapat dikelola dan akan memicu krisis yang lebih luas di zona Euro.

Sebaliknya, Jepang, meskipun memiliki rasio hutang terhadap PDB yang sangat tinggi, telah berhasil menjaga nilai tukar Yen relatif stabil. Hal ini sebagian besar karena tingginya tingkat kepercayaan investor terhadap kemampuan Jepang untuk mengelola hutangnya, serta fakta bahwa sebagian besar hutang Jepang dimiliki oleh investor domestik.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun