Salah satu metode konsensus tertua dan paling dikenal di dunia blockchain adalah Proof-of-Work (PoW). Untuk menambahkan blok baru ke dalam rantai dan memverifikasi transaksi, penambang harus memecahkan rumus matematika kompleks.
PoW membutuhkan lebih banyak kekuatan komputasi, dan penambang pertama yang berhasil memecahkan teka-teki akan menerima hadiah. Bitcoin dan Litecoin adalah dua contoh aset kripto yang menggunakan PoW.
2. Proof-of-Stake (PoS)
PoS cenderung membutuhkan energi yang lebih efisien dibandingkan PoW dan memberi insentif kepada pemegang koin untuk menjaga jaringan. Contoh koin atau token yang menggunakan mekanisme ini adalah Ethereum dan Solana.
3. Proof-of-Importance (PoI)
PoI memiliki komponen sosial dan ekonomi dalam proses konsensus. NEM adalah salah satu kripto yang menggunakan mekanisme konsensus ini.
4. Proof-of-Capacity (PoC)
Untuk bukti kapasitas, konsensus PoC memprioritaskan ruang penyimpanan daripada daya komputasi. Untuk menyelesaikan validasi, setiap penambang harus menunjukkan kapasitas penyimpanan yang cukup.
Salah satu alternatif terbaik untuk mengurangi konsumsi energi yang tinggi dalam PoW adalah mekanisme konsensus blockchain. CHIAÂ dan STORJ adalah contoh aset kripto yang menggunakan mekanisme PoC.
5. Proof-of-Activity (PoA)
Mekanisme konsensus yang menggabungkan PoW dan PoS adalah Proof-of-Activity (PoA). Setiap penambang harus menunjukkan bukti bahwa mereka telah melakukan aktivitas di luar jaringan blockchain, seperti melakukan transaksi di jaringan lain.
Melalui aktivitasnya, algoritma ini mendorong penambang dan mencegah serangan 51%. Salah satu kripto yang menggunakan mekanisme ini adalah DECRED.
6. Proof-of-Person (PoP)
Identitas setiap orang adalah inti dari konsep Proof-of-Person (PoP). Sebelum dapat berpartisipasi dalam proses konsensus, pengguna harus membuktikan identitas fisik atau digital mereka.
Sistem ini dapat membantu mencegah orang menggunakan akun palsu. IDENA adalah salah satu aset kripto yang menggunakan algoritma ini.