Sebuah kisah inspiratif datang dari Desa Purnama, Kecamatan Tegalampel, Kabupaten Bondowoso. Pak Nii, seorang pekerja serabutan dengan pekerjaan mencakup membersihkan paving, halaman orang, mencangkul, mencuci piring, hingga membersihkan rumput liar. Meskipun pekerjaannya beragam, Pak Nii menjalani setiap tugas dengan penuh dedikasi. Beliau selalu seorang yang sangat ceria dan senang tertawa.
Mengaku lupa dengan umurnya sendiri, namun beliau menuturkan bahwa dirinya lahir sejak jaman kepemimpinan Soekarno. Pak Nii berjalan kaki setiap hari dengan memikul sebuah keranjang yang berisikan sabit, cikrak pasir (sekrop), dan beberapa bekakas keperluannya. Pak Nii sering menebeng mobil pick up untuk pulang ke rumahnyua. Meski enghasilannya tidak menentu, terkadang hanya mendapat upah lima ribu rupiah, bahkan tak jarang hanya diberikan secangkir kopi sebagai bentuk imbalan, Pak Nii tetap bersyukur dan tak pernah mengeluh.
Dibalik pekerjaannya yang mencengkam, Pak Nii adalah ayah dari dua anak, kakek dari tiga cucu, dan cicit dari dua keturunan. Sudah lebih dari lima belas tahun beliau tekun menjalani pekerjaan ini. Meski usianya telah senja, Pak Nii tetap memegang teguh prinsipnya: lebih baik bekerja daripada meminta. Kendati sudah tua, beliau yakin bahwa bekerja adalah cara terbaik untuk tetap aktif dan sehat, selagi masih bisa berjalan dan diberi kesehatan. Suatu hal yang mewakili semangat positif dan keteguhan hati dari seorang pekerja serabutan yang patut diapresiasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H