Pantura (Pantai Utara) dan Pansel (Pantai Selatan) adalah istilah yang dipakai bagi dua jalur jalan nasional yang menghubungkan pulau Jawa secara keseluruhan, walaupun memang tidak sampai pada pelosok ujung pulau Jawa.Â
Jalur pantura lebih dulu dan familiar dikenali kalangan masyarakat luas bukan hanya karena rutenya yang mudah diakses namun jalan pantura menjadi alternatif utama bagi masyarakat dalam melakukan mudik.Â
Jalan pantai selatan sendiri baru-baru saja dibuka dan dioperasikan secara menyeluruh pada tahun 2022.
Jalan pantura sendiri melewati beberapa kabupaten kota di pulau jawa seperti Jakarta, Banten, Karawang, Cirebon, Tegal, Tuban, Probolinggo, Situbondo sampai dengan Ketapang.Â
Sedangkan untuk pansel melewati Serang, Pandeglang, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Cilacap, Kebumen, Kulon Progo Jogja, Pacitan, Blitar, dan Banyuwangi.
Kedua rute pansel dan pantura ini memiliki plus minusnya masing-masing, sesuai pengalaman saya saat melakukan perjalanan menggunakan motor (solo touring) dari Salatiga-Bogor melalui pantura dan Salatiga-Jogja-Bogor lewat pansel.
Jalan pantura sendiri memiliki suasana yang ramai lancar tergantung dilewati saaat momen apa hihihi kalau mudik lebaran pasti maceeeeeet hihih.Â
Jalan pantura sendiri cenderung didominasi jalan beton bukan hanya aspal, apalagi saat memasuki provinsi Jawa Tengah, sesampainya di Kabupaten Brebes dan masuk ke jalan lingkar Tegal jalan lebih didominasi jalan beton dan untungnya jalur pantura ramai dilewati oleh kendaraan-kendaraan khususnya kendaraan berat seperti mobil truk dan tronton tentunya hal ini yang mewajibkan kita meningkatkan kewaspadaan kita saat berkendara.Â
Selain ramai dilewati kendaraan-kendaraan pemukiman warga di jalur pantura sendiri sangat berdekatan, hampir tidak sempat saya melewati kawasan hutan di pantura lebih dari 3 KM, karena dari satu kabupaten ke kabupaten lain sangat  berdekatan khususnya pemukiman warga.Â
Hal inilah yang membuat saya lebih memilih jalan Pantura sebagai alternatif utama saat mudik walaupun memang jalan di pulau jawa khususnya jawa tengah via pantura tidak semuanya mulus, banyak juga yang bergelombang dan rusak.
Jalur selatan sendiri cenderung lebih lama dibandingkan jalan pantura terhitung 16 jam yang perlu saya habiskan untuk menempuh perjalanan Salatiga-Jogja-Bogor beda dengan pantura Salatiga-Bogor hanya 12 jam perjalanan motor.Â
Jalur pansel sendiri cenderung lebih sepi saat saya melakukan perjalanan kemarin. Bukan karena baru atau sebagai alternatif kedua namun karena rute pansel sendiri lebih jauh dan cenderung melewati jalan luar/lingkar kabupaten atau kota yang dilewati, bukan melewati pusat kota seperti di Pantura.Â
Kemudian jalan pansel sendiri memiliki jarak antara pemukimannya cukup jauh dan banyak melewati hutan. Hal ini yang membuat saya berpikir 2 kali apabila melakukan perjalanan malam hari hihihi, karena apabila terjadi trouble pada kendaraan saya di malam hari, akan sulit jika terjadi ditengah-tengah hutan atau jalan yang cukup jauh dari pemukiman warga.Â
Plusnya jalan pansel sendiri dikarenakan masih sepi maka saat mengendarai kendaraan pun kita bisa lebih santai tanpa mengurangi kewaspadaan kita akan situasi lalulintas di sekitar dan juga POM bensin di rute pansel sangat direkomendasikan untuk beristirahat.
Yup walaupun ada plus minusnya pada kedua jalur tersebut baik pantura dan pansel tentu bukan kecepatan yang kita cari saat berkendara melewati jalur tersebut namun tentang pengalaman yang kita dapati selama perjalanan tersebut.
safety riding semuanya, ingaaaat muda berkelana tua berceritaaaaaaaa aseeeek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H