Mohon tunggu...
Alfian Edward Watunwotuk
Alfian Edward Watunwotuk Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Traveller

Orang yang suka mendokumentasikan semua hal dalam bentuk tulisan dan gambar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tanggung Jawab Seorang Guru PJOK: Bukan Sekedar Sehat

21 Juni 2024   11:12 Diperbarui: 21 Juni 2024   11:34 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MVP Putra SMA Adi Christian (Paling kiri) dan MVP Putra SMP Ronal Juanito (Dok. pribadi)

Tanggung Jawab Seorang Guru PJOK

Bukan sekedar sehat

Sebagai seorang guru khususnya mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK) tentunya saya memiliki tanggung jawab yang besar guna mendidik peserta didik agar tetap sehat secara jasmani. Setiap materi dalam pembelajaran PJOK baik teori maupun praktek tentunya mengarah kepada pengembangan jiwa dan raga agar tetap dan makin sehat. Selain bonus mendapatkan pengetahuan dan skil dalam bidang olahraga yang diterima tentunya peningkatan derajat kebugaran semakin membaik. 

Selain menjadi guru olahraga saya pun mengembangkan skill dalam dunia kepelatihan khususnya pelatih bola basket yang saya dapat setelah mengikuti penataran lisensi pelatih level C tingkat Nasional, di Semarang. Berdasarkan pengalaman yang saya dapat dalam dunia basket sebagai pemain makan saya memberanikan diri fokus dalam dunia kepelatihan. Sebagai seorang sarjana di bidang olahraga tentunya saya paham betul tentang dunia kepelatihan yang saya dapat dari sesi teori selama perkuliahan dan dengan adanya lisensi pelatih basket makan saya perlu meng-upgrade dalam sesi prakteknya secara langsung.

SMP Kristen 2 Salatiga dan SMU Kristen 1 Salatiga menjadi tempat untuk saya meng-upgrade pengetahuan saya tentang dunia kepelatihan bola basket. Untuk SMP Kristen 2 sejak 2019-2024 saya mengepalai sebagai head coach dan untuk SMU Kristen 1 Salatiga sejak tahun 2022-2024. Sejujurnya selain 2 sekolah tersebut masih ada beberapa klub dan sekolah yang pernah saya handle seperti KBM Basket Fak Hukum UKSW, KBM Basket FKIK UKSW, SMP Pangudi Luhur Salatiga, Pasifik Basketball Club dan Armada Garuda Basketball Club yang merupakan club saya sendiri.

Sebagai seorang guru yang masuk dalam dunia kepelatihan tentunya sangat berbeda dengan proses pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran PJOK di sekolah hanya menyasar kepada pengetahuan, pemahaman serta peningkatan skill dalam berolahraga. Sedangkan sebagai pelatih tentunya kita memiliki goal akan prestasi yang disusun sedemikian dalam proses latihan yang teratur. Terlepas dari itu semua terkadang jiwa keguruan saya masih melekat dalam dunia kepelatihan yang saya jalani, contohnya adalah saya tidak bisa terlalu keras kepada atlet yang saja ajari, toh pun atlet tersebut adalah siswa saya sendiri baik di SMP maupun SMA yang merupakan alumni dari SMP sebelumnya.

Juara POPDA Tingka SMP Putra : SMP Kristen 2 Salatiga (Dok. pribadi)
Juara POPDA Tingka SMP Putra : SMP Kristen 2 Salatiga (Dok. pribadi)

Sebagai pelatih yang memiliki basic seorang pendidik tentunya saya harus mempelajari karakter atlet dalam berlatih, melihat motivasinya dan bagaimana saya melakukan pendekatan. Saya bersyukur menjadi seorang guru terlebih dahulu dan kemudian menjadi pelatih, yang mana sifat seorang guru masih saya pakai saat melatih, seperti memberikan perhatian yang berbeda kepada atlet yang belum bisa (diferensiasi), sebagai motivator, dan yang paling pendidik pendidikan karakter.

Saya sangat menekankan pendidikan karakter kepada semua atlet saya bukan tanpa alasan yang kuat, pikir saya bukan hanya sekedar skill yang saya kembangkan namun karakter menjadi atlet yang baik itu sangat penting. Respect the game menjadi salah satu kunci. Pandangan saya dewasa ini banyak atlet khususnya kelompok umur hanya mementingkan skill yang ditingkatkan, namun karakter dalam bermain basket sangat kurang. Contoh saja kasar dalam pertandingan, tidak menghargai wasit maupun lawan maupun berekspresi berlebihan bahkan beberapa pelatih yang saya temui cenderung tempramen dan tak ragu dalam mengeluarkan kata-kata kasar untuk mengintimidasi serta memberikan arahan pada atletnya inilah contoh penanaman pendidikan karakter yang tidak menyasar secara tepat.

Juara POPDA Tingka SMA Putra: SMU Kristen 1 Salatiga (Dok. pribadi)
Juara POPDA Tingka SMA Putra: SMU Kristen 1 Salatiga (Dok. pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun