Mohon tunggu...
Alfiana Damayanti Simorangkir
Alfiana Damayanti Simorangkir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Haii saya alfiana, mahasiswi yang hobi membaca dan menulis. Konten yang sangat saya sukai adalah menulis cerpen dan berita.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kesusahan di Awal, Bukanlah Akhir dari Segalanya

15 Juni 2023   02:00 Diperbarui: 15 Juni 2023   02:21 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dia sangat suka berorganisasi seperti dikampusnya, ia bahkan memasuki dua organisasi sekaligus karena menurutnya akan banyak ilmu dan pengalaman yang berharga yang bisa ia dapatkan didalamnya, ia berpikir semakin banyak relasi maka semakin luas wawasan yang akan dimilikinya. “Faktanya bijak dalam memilih-milih teman itu adalah harus. Karena, dengan siapa kita berteman dapat menunjukkan kualitas dan perubahan dalam hidup kita, baik perubahan kearah yang lebih baik maupun kearah yang lebih buruk.

Jadi pilihlah teman yang bisa berdampak baik, bagi dirimu begitupun sebaliknya”. Kalimat ini yang selalu Kayla ingat dalam benaknya, kalimat yang pernah dosennya lontarkan kepada mereka, ketika mereka masih dua bulan menjadi seorang mahasiswi. Kalimat itu benar-benar nyata dalam kehidupan Kayla. Kayla yang memiliki banyak teman berprestasi terutama teman dekatnya Zen, membuat dirinya merasa malu menjadi orang bodoh dan tidak bayak tahu sehingga, ia mengubah pola pikirnya dan menjadikan teman temannya motivasi untuk belajar lebih giat lagi dan memiliki banyak pengetahuan. 

Contohnya seperti Zen, yang adalah teman dekat kayla, tak dapat disangka dia adalah seorang penulis, yang memiliki banyak buku bahkan sudah diterbit. Kayla tahu hal itu karena, Kyala pernah berkunjung untuk pertama kalinya kerumah Zen, disitulah Zen memperlihatkan semua koleksi buku yang ia tulis dengan sendirinya. Kayla bahkan sangat terkejut dengan dengan hal itu, karena Zen tak pernah memberitahu sebelumnya. Tetapi, melihatnya Kayla sangat bangga dengan Zen, bahkan dia tak terbayangkan jikalau ia bisa seperti Zen yang memiliki buku hasil karyanya sendiri. 

Tapi siapa sangka, tiga bulan selepas pulang dari rumah Zen, ternyata Kayla sangat termotivasi untuk menulis bahkan, sebentar lagi hasil karya Kayla akan publish dan dicetak menjadi sebuah buku Novel. Kayla bahkan tidak percaya dengan dirinya yang dapat menulis novel dan bahkan membuat para pencetak buku menarik dengan cerita yang dibuatnya. Ini semua karena orang-orang di sekelilingnya yang memberikan Kayla banyak pelajaran dengan hal-hal baru yang bahkan tak terfikirkan olehnya dapat terjadi. 

Dia sangat bersyukur bisa mengambil ha-hal positif dari orang-orang yang ditemuinya, walaupun tidak semuanya baik. Begitulah juga dengan masa perkuliahan Kayla yang menjalani setiap kesusahan dan kesedihan dengan tenang tanpa harus khawatir. Karena dia tahu, setiap masalah pasti akan ada kebahagiaan yang akan datang setelahnya, dan setiap proses, akan dihadapinya karena, ia tahu bahwa semua akan indah pada waktunya yang tak seburuk pada awalnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun