Mohon tunggu...
Muhammad Alfian Aryadi
Muhammad Alfian Aryadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi UNJ

Believe in your progress

Selanjutnya

Tutup

Music

Peluang Penyelenggaraan Konser di Tengah Pandemi

21 Juni 2021   00:35 Diperbarui: 21 Juni 2021   00:58 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lebih dari setahun sejak pandemi Covid 19 melanda seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Sudah setahun lebih pula kegiatan hiburan seperti konser serta pagelaran seni di Indonesia yang tentunya identik dengan kerumunan massa pada satu titik berubah. Meskipun kebanyakan negara di dunia sudah mulai memasuki era new normal, tetap saja euforia yang dihasilkan dari konser sebelum adanya pandemi belum bisa dirasakan. 

Sebelum adanya pandemi, konser-konser biasanya dihadiri oleh ribuan bahkan ratusan ribu penonton yang berkumpul di suatu tempat. Tidak adanya batasan atau keharusan untuk menjaga jarak antar penonton. Namun sejak adanya pandemi, baik penyelenggara ataupun bintang pengisi acara konser harus mencari cara untuk bisa tetap mendapatkan penghasilan yaitu dengan tetap menyelenggarakan konser dengan bentuk atau format lainnya. Penyelenggaraan konser di tengah pandemi juga bukanlah suatu hal yang mustahil untuk dilakukan Terlebih dengan adanya kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi yang ada di sekitar kita yang dapat menghilangkan batasan jarak yang ada dikarenakan pandemi covid 19.

Pandemi Covid 19 bukanlah suatu halangan yang besar untuk tetap bisa menikmati pertunjukkan seni dan musik yang kita sukai. Salah satu cara untuk bisa tetap menikmati pertunjukkan seni atau musik bersama teman-teman kita, adalah dengan virtual concert. Virtual concert atau konser virtual merupakan bentuk baru untuk menikmati berbagai pertunjukkan, salah satunya adalah konser musik. 

Dengan adanya konser virtual, orang-orang tidak perlu lagi untuk berkerumun di suatu tempat untuk menghadiri suatu acara konser. Kita tetap bisa untuk menikmati euforia konser dengan orang-orang terdekat kita meskipun di dalam rumah sekalipun. Selain itu kita juga tetap bisa untuk berinteraksi dengan orang-orang yang menghadiri konser tersebut dengan memanfaatkan fitur live chat yang disediakan oleh penyelenggara acara. Dengan demikian, konser virtual bisa menjadi salah satu opsi bagi orang-orang yang rindu akan suasana konser namun tetap bisa terhindar dari penyebaran covid 19.

Selain dengan menyelenggarakan konser secara virtual terdapat cara lain yang dapat dilakukan, yaitu dengan mengadakan konser dalam gelembung. Cara konser ini pertama kali dilakukan oleh grup musik asal Oklahoma bernama The Flaming Lips. Di konser ini, semua penonton dan juga personil grup musik tersebut masuk ke dalam suatu bola gelembung yang hanya diisi oleh satu orang pada setiap bolanya. Penonton di konser ini bisa menikmati konser musik layaknya konser musik biasa sebelum adanya pandemi covid 19 hanya saja pergerakan mereka yang sedikit terbatas dikarenakan harus berada di dalam gelembung atau balon berisikan udara.

 Walaupun peluang untuk menyelenggarakan konser di tengah pandemi bisa dibilang cukup besar dan tersedia, bukan berarti penyelenggaran konser tersebut tidak memiliki hambatan atau kekurangan dalam pelaksanaannya. Contohnya dalam pelaksanaan konser virtual yang mana koneksi internet memegang peranan utama. 

Dalam hal ini pihak penyelenggara harus memastikan jaringan internet yang dimiliki baik oleh penyiar dan pengisi acara lancar tanpa serta meminimalisir adanya kendala jaringan selama acara berlangsung. Contoh lainnya adalah dalam penyelenggaraan konser dengan menggunakan gelembung udara. 

Meskipun interaksi antar penontonnya dibatasi oleh gelembung udara, namun pihak penyelenggara juga harus tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk memastikan konser berjalan dengan baik dan juga meminimalisir penyebaran covid itu sendiri. Selain itu, panitia penyelenggara juga harus memilih tempat atau venue yang lebih besar dari konser sebelum adanya covid namun dengan jumlah penonton yang hadir lebih sedikit. Contohnya venue yang biasanya bisa memuat 1000 orang penonton kali ini hanya bisa memuat 400 orang penonton bahkan kurang dari itu.

Penyelenggaran konser di tengah pandemi bukanlah suatu hal yang mustahil untuk dilakukan. Terlebih dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang tentunya dapat membantu "menghilangkan" jarak untuk bisa berinteraksi satu sama lain. Selain itu kreativitas para pelaku industri hiburan juga bisa mendorong terciptanya ide-ide lain untuk menyelenggarakan konser yang tidak bersifat virtual lagi. Hambatan-hambatan yang ada dalam pelaksanaan juga bukan menjadi sebuah tantangan besar yang sulit untuk dilalui, asalkan ada sinergitas para pelaku industri hiburan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun