Mohon tunggu...
Alfian Bahrul Amiq
Alfian Bahrul Amiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN Tim II Universitas Diponegoro 2022/2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cegah Stunting: Mahasiswa Undip Tingkatkan Kesehatan Anak Melalui Konsumsi Susu Kedelai

15 Agustus 2023   14:17 Diperbarui: 15 Agustus 2023   14:41 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen pribadi KKN Tim II UNDIP Desa Banaran (Proses Penghalusan Kedelai)

Banaran, Wonogiri (31/7/2023) Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi dan/atau infeksi berulang. Konsumsi makanan bergizi, terutama sumber protein, merupakan salah satu cara untuk mencegah stunting. Susu kedelai merupakan produk olahan dari kedelai yang memiliki kandungan protein nabati yang tinggi. Kandungan susu kedelai, seperti kalsium dan protein, dianggap bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Hasil survei menunjukkan bahwa masih ada 22 anak di Desa Banaran yang memiliki risiko tinggi stunting. Melalui program KKN Tim II Universitas Diponegoro 2022/2023, mahasiswa KKN dari Universitas Diponegoro berinisiatif untuk menyelenggarakan kegiatan penyuluhan mengenai pengolahan kedelai menjadi susu kedelai sebagai salah satu langkah pencegahan stunting di Desa Banaran.

Kesadaran mengenai pentingnya konsumsi susu di Desa Banaran masih cukup rendah. Sebagian besar penduduk Desa Banaran memiliki ternak sapi dan kambing, namun mereka jarang memanfaatkan susu dari hewan-hewan tersebut. Biasanya, masyarakat lebih cenderung membeli susu kemasan yang dijual di toko atau pasar dengan harga yang relatif tinggi. Karena harganya yang mahal, anak-anak jarang mengonsumsi susu.

Desa Banaran adalah desa dengan mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian, seperti kedelai, mudah ditemukan dengan harga yang terjangkau. Oleh karena itu, susu kedelai dapat menjadi alternatif susu yang dapat dikonsumsi oleh anak-anak. Pembuatan susu kedelai hanya memerlukan waktu 8 jam untuk perendaman dan 1 jam untuk proses pengolahan lanjut hingga menjadi susu kedelai. Bahan-bahan yang digunakan juga cukup sederhana, yaitu kedelai, gula, garam, air, dan daun pandan, yang semuanya dapat ditemukan dengan harga yang terjangkau. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat Desa Banaran dapat mengolah susu kedelai secara mandiri di rumah sebagai salah satu cara untuk mencegah stunting.

Sumber: Dokumen pribadi KKN Tim II UNDIP Desa Banaran (Proses Penghalusan Kedelai)
Sumber: Dokumen pribadi KKN Tim II UNDIP Desa Banaran (Proses Penghalusan Kedelai)

Sumber: Dokumen pribadi KKN Tim II UNDIP Desa Banaran (Hasil Susu Kedelai)
Sumber: Dokumen pribadi KKN Tim II UNDIP Desa Banaran (Hasil Susu Kedelai)

Pelaksanaan

Kegiatan penyuluhan dilakukan di Balai Desa Banaran pada hari Senin tanggal 31 Juli 2023. Penyuluhan ini dihadiri oleh sejumlah orangtua dan anak-anak berisiko tinggi stunting serta beberapa kader posyandu. Pelaksanaan kegiatan ini terbagi menjadi tiga sesi yaitu pemaparan materi, demonstrasi pembuatan susu kedelai, dan pembagian susu kedelai. Orangtua dan anak-anak mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat mendapat ilmu yang bermanfaat dan dapat menerapkannya di rumah dikemudian hari.

Oleh : Alfian Bahrul Amiq

S1 – Teknologi Pangan

Fakultas Peternakan dan Pertanian

Universitas Diponegoro

DPL : Muhammad Subhan, S.IP, M.InternatRe

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun