Mohon tunggu...
Inovasi

Misteri Warisan Sri Ningsih "Tentang Kamu"

26 Februari 2018   20:49 Diperbarui: 26 Februari 2018   21:22 4834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah yang ada dalam novel ini menggunakan latar waktu sepanjang hari, karena para tokoh melakukan aktivitasnya dari pagi hingga malam hari. Dengan banyaknya latar tempat dan latar waktu, maka semakin banyak pula latar sosial yang ada dalam kisah ini.

Dalam novel Tentang Kamu ini menggunakan alur campuran, alur tersebut terdiri dari alur maju dan alur mundur, yang artinya dalam cerita ini terjadi flashback ke masa lalu, ketika Sri Ningsih menjalani kehidupannya, berikut ini adalah penggalan novelnya,

"Apa yang bisa kubantu?"

Zaman mengeluarkan foto hitam putih itu dari buku diary. Pak Tua menerimanya, menatapnya. Seketika, ekspresinya berubah.

"Sri Ningsih." Pak Tua berkata samar-bahkan Zaman belum menyebut nama itu.

"Bapak mengenalnya?" La Golo berseru semangat.

"Aku sangat mengenalnya" Pak Tua menghela napas, "Dia adalah 'gadis kecil yang dikutuk'."(hal. 66)

Dalam dialog tersebut adalah awal mula flashback dari kisah Sri Ningsih dalam menjalani hidupnya.

Alur maju atau bisa jadi yang ceritanya menuju ke masa depan, ketika Zaman berusaha untuk menyelesaikan masalah Sri Ningsih serta mencari pewaris yang sah untuk wasiat yang ditinggalkan Sri Ningsih. Berikut adalah penggalan dari novelnya, "Kamu berhasil menyelesaikan kasus besar ini, Zaman. Dengan A&Z Law kehilangan mandat, seluruh urusan akan menjadi wewenang kita. Pengadilan Inggris tinggal mengesahkan pembagian harta warisan final, setelah mempertimbangkan dengan baik bagian untuk Tilmuta. Tetapi itu tidak akan menjadi masalah, dalam hitungan minggu akan selesai(hal. 517-518)."

Sudut pandang, dalam novel ini penulis memposisikan dirinya sebagai orang ketiga serba tahu. Karena maksud dari penulis ini benar-benar menceritakan kehidupan orang lain, Sri Ningsih, Zaman, Sulastri, dan tokoh figuran yang lain. Tidak ada unsur penggunaan kata "aku" sepanjang menceritakan kisah tersebut. Dapat dilihat dari Bab 1 novel ini Thompson&Co, "Pukul 07.30, masih sangat pagi untuk jalanan di Balgrave Square, London. Tapi sepagi ini, taman kecil yang dipenuhi pepohonan besar dan dikelilingi oleh berbagai kantor besar itu ramai(hal. 01)."

Selain unsur intrinsik, ada juga unsur ekstrinsik yang mempengaruhi bangunan unsur dalam cerita tapi tidak menjadi bagian di dalamnya. Dapat dilihat pada gaya penceritaan Tere Liye, sepertinya tak memerlukan uraian terlalu panjang. Diksi yang lugas dan mudah dicerna namun tetap mempertahankan nilai estetis, gaya tutur yang mengalir dan dialog-dialog yang luwes, adalah kekuatan Tere Liye yang kian menunjukkan kematangannya pada novel ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun