Mohon tunggu...
Alfiana rafsanjani
Alfiana rafsanjani Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

ان الله معنا🌷

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Last Kronologi Opramtara 32

3 Desember 2019   15:07 Diperbarui: 3 Desember 2019   15:18 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cahaya mentari pagi mulai terlihat , tubuh kami terasa hangat , Pagi itu kami makan enak , dari nasi hangat , mie instan ditambah dengan sarden rasa balado terasa nikmat . setelah makan dan bersih diri kami berangkat enuju bumi perkemahan panitia , dimana bendera Indonesia dan bendera pramuka berdiri tertancap di tanah . panitia mulai memutar music dan berjogat, ya benar  kita pagi itu senam bersama panitia , waktunya kami tertawa kembali setelah tim dis datang malam itu.

Badan kembali terasa panas , terlihat di tangan darah merah mengalir kembali , rasa dingin mulai berkurang seiring naiknya mentari pagi . senang bisa melihat kawan sereka dan seangkatan kembali merekah senyumanya.

Kak pong mengambil alih , saatnya mempraktekan materi mountaineering yang diajarkan ketika opramtara lapangan, dari memasang webbing atau tali jiwa, carabiner dan figure 8 . untuk webbing kami hanya diberi waktu 2 menit , jika lebih dari itu kami dikenakan pushup disetiap hitungannya , al hasil banyak dari kami yang tidak bisa memasang secepat itu , satu persatu kami  naik ke puncak bukit yang sudah ditentukan , tal flaying fox panjang dibentangkan . setiap dari kami harus laporan lalu mengucapkan sandi saat meluncur. 

Saat sudah berada dibawah , kami disuguhkan dengan bawang , kami dipaksa menelan  bawang utuh satu suing yang katanya guna menghangatkan badan , ternyata benar , badan kami terasa hangat setelahnya , setelah diberi bawang kami mulai melaksanakan konsekwensi karena tidak tepat waktu dalam memasang tali jiwa , ada yang sampai ratusan malahan , tapi semua hitungan itu ditujukan agar kita tidak menyia nyiakan waktu, buktinya kami hanya pushup 10 dari total keseluruhan  dari kak ariga.

Hari mulai menuju siang , diperintah kami untuk ganti baju guna persiapan pelantikan  tamu racana. Hari itu kami dilantik , tidak sebagai anggota tapi sebagai tamu racana, masih tamu racana. Upacara berlangsung khidmat kala itu , bersyukur satu fase telah kami lewati , tidak sebagai juara atau sebgai yang terbaik , tapi cukup dengan menjadi yang bertahan  sampai akhir.

Setelah pelantikan selesai waktunya kami ramah tamah dengan kakak kakak senior , mereka membagikan pengalaman ketika dulu masih menjadi pengurus di racana .satu kata yang saya ingat yaitu "kalian tidak akan merasakan manfaatnya sekarang , tapi 5 sampai 10 tahun kedepan , jangan fikir apa yang akan kalian dapat di racana , tapi fikirkanlah apa yang bisa kalian berikan pada racana". Cukup waktu bagi kakak kakak senior menceritakan pengalamannya.

Susunan acara kembali dipegang oleh panitia , tiba tiba pemangku adat datang membawa semangkok entah apa itu isinya . ternyata yang berada di mangkok itu adalah makanan khas sanggar . satu persatu dari kami memakannya . entak terbuat apa makanan itu , sangat tidak enak rasanaya , kami ingin muntah tapi tidak boleh memuntahkannya , ada yang menerima sesuap bahkan ada yang 3 kali suapan , yang terakhir kami disuruh menutup mata dan wajib untuk tidak mengintip.

Kami kira makanan itu lagi , berbeda dari yang tadi , kali ini yang menyuapi berbeda ,ia bersuara perempuan dan makanannnya pun berbeda , ia membawa bubur merah dan sesendok susu . kata kakaknya , begitulah hidup ,jika kita ingin mendapatkan sesuatu yang enak lahi baik , kita harus pernah merasakan yang namanya kerja keras yang pastinya hal itu tidak enak dan melelahkan", saya bisa dikatakan percaya , apa yang dilakukan kakak kakak panitia , kakak kakak reka kerja pasti punya alasan positive dibalik perlakuan itu semua , terima kasih kakak-kakak !.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun