" Andwae! Andwae! ANDWAE!!!!!!!!! ", Andrew berteriak akan amarahnya yang memuncak.
" Chagiya... ", Marthia mencoba menenangkan anak keduanya itu.
" Bangsat! ", John memekik diantara tangisnya yang mulai pecah.
Darren hanya memeluk Edgard erat dengan tangisan dalam diamnya, hingga hembusan terakhir sang adik.
Andrew segera bangkit, menghidupkan mata kelelawarnya dan menelisik setiap sudut rumahnya tanpa celah sedikitpun.
Hingga langkahnya terhenti, saat melihat sebuah bayangan yang mulai hilang dari jendela besar dapur.
" Kau! ", teriak Andrew yang bersamaan dengan hilangnya bayangan itu.
-Flashback off-
Duak!
Andrew memukul peti mati itu dengan keras, tanpa melepas iris matanya untuk menatap adiknya.
" Aku pergi ", kata Andrew yang langsung bangkit dari lantai.