Bekerja dalam sebuah tim berarti kemampuan kita untuk bisa  bekerjasama dengan orang lain itu benar-benar diuji. Ketika dalam suatu kelompok kerja, ada satu orang saja individualis maka akan merugikan semua anggota tim. Pencapaian tim mungkin saja menjadi tidak optimal. Makin parah lagi bila terjadi konflik.  Satu dengan yang lainnya saling menuduh. Saling menyalahkan. Lalu lingkungan kerja menjadi tidak kondusif. Bukankah dalam dunia kerja hal-hal semacam ini banyak terjadi? Sepanjang pengalaman saya dalam bekerja sih selalu ada saja orang-orang yang ingin menonjol, lalu susah diajak kerjasama. Okelah kalau kinerja oknum tersebut baik, memberikan nilai positif bagi perusahaan. Bagaimana jika sebaliknya? Bukankah semua orang akan merasakan dampaknya? Nah tentu saja hal ini tidak boleh terjadi.
Teamwork. Itulah kuncinya. Sehebat apapun skill seorang pegawai, bila tidak diimbangi dengan kemampuan kerjasama yang baik, percuma. Menjaga hubungan baik dengan rekan kerja itu perlu. Kita ini makhluk sosial. Kita tidak bisa bekerja sendiri. Kita membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan. Ada satu orang saja yang menyimpang bisa saja merugikan orang yang telah sungguh-sungguh berdedikasi. Sudah mau dapat proyek milyaran misalnya. Eh lepas gara-gara satu oknum yang bertindak menyimpang.
Oleh karena dalam sebuah tim, semua personil harus kompak. Yang membuat keputusan dan yang melaksanakan keputusan haruslah memiliki tujuan yang sama. Anda dituntut untuk bisa menyatu. Mengenali kekurangan dan kelebihan masing-masing personil. Begitulah esensi bekerja dalam tim.
Bagaimana untuk menciptakan teamwork? Dengan cara team building. Apa itu team building? Team building adalah suatu cara untuk meningkatkan kinerja tim dengan membangun kerjasama antar personil demi terciptanya kolaborasi yang baik. Kalau dalam film, itu seperti membangun chemistry antar aktor yang terlibat. Bagaimana cara membangunnya?
Sebulan yang lalu kami di departemen QA/QC mengadakan acara yang bertajuk family gathering. Tujuannya? untuk menepi sejenak dari rutinitas kerja yang padat. Menurunkan tensi kerja. Sekalian piknik tentunya. Departemen kami terdiri dari 9 orang dari mulai pimpinan departemen hingga para staf. Kami memilih tempat di Hidden Valley Hills. Sebuah resort di Purwakarta. Seluruh anggota tim membawa keluarganya sebagai sarana untuk mempererat keakraban sekaligus menumbuhkan tali persaudaraan di dalam keluarga besar QA/QC.
Apa yang kami lakukan disana? Just for fun. Hanya bersenang-senang tanpa ada sedetikpun pembahasan tentang pekerjaan. Momen ini mutlak digunakan untuk bercengkerama antar keluarga tanpa ada sekat pangkat dan jabatan. Beberapa aktivitas kebersamaan kami adalah:
1. Berenang
Kebetulan dalam tim kami memiliki anak-anak kecil yang seumuran. Mereka bermain bersama, berenang bersama dalam canda tawa. Itu momen yang amat menyenangkan. Kami saling mengenal anak-anak satu sama lain. Setidaknya dengan melihat tingkah lucu para anak menumbuhkan keceriaan diantara kami.
2. Makan bersama
Kami memiliki waktu dinner dan breakfast bersama. Itu momen langka. Anda tahu bahwa dalam budaya kita, makan adalah simbol keakraban. Saling berbagi makanan menunjukkan bahwa satu sama lain memiliki ikatan keakraban yang baik.
3. Malam Keakraban
Setelah makan malam bersama, kami mengadakan acara malam keakraban. Satu per satu keluarga memperkenalkan diri dan profil keluarga masing-masing. Para bapak memperkenalkan istri dan anak-anaknya dalam suasana yang cair. Saling berbagi cerita tentang keluarga.
4. Games
Games sudah biasa dijadikan sebagai alat untuk membangun kerjasama. Keseruan games membuat seolah tidak ada sekat jabatan lagi. Semua tertawa bersama. Saling menyemangati. Games ini juga sangat efektif untuk mencairkan suasana.
5. Gitaran
Ada gitar, jimbe, hingga keyboard yang sudah kami bawa sedari rumah. Gitaran menjadi kegiatan kami untuk menghabiskan malam bersama. Baik staf, supervisor, maupun manajer bergantian membawakannya. Bermusik dan bernyanyi bersama seperti menciptakan harmonisasi diantara kami.
Keseruan family gathering telah membawa kami ke level persaudaraan yang baru. Tidak hanya sekedar menjaga hubungan yang harmonis. Tetapi keseluruhan dari kegiatan ini membuat kami saling mengenali keluarga masing-masing. Semakin menyelami karakter satu sama lain. Semakin membuat kami mengetahui keunggulan dan kelemahan masing-masing anggota tim. Semua itu semakin memperkuat kerjasama tim diantara kami. Teamworks pun terbangun semakin kuat.
Perusahaan itu seperti kolam tempat kita mencari ikan. Mau tidak mau, suka tidak suka karena kita mencari nafkah didalamnya maka kita harus bisa menyesuaikan diri. Kita dituntut untuk dapat bekerjasama dengan orang lain. Menghargai perbedaan dan menciptakan toleransi untuk menjaga hubungan baik. Semua itu demi terciptanya kemajuan perusahaan dan keberlangsungan kerja kita.
Family gathering hanyalah salah satu contoh sarana untuk meningkatkan kekompakan, menjaga hubungan baik antar anggota tim yang ujung-ujungnya memperkuat kerja sama tim. Kekompakan dan kerukunan itu harus selalu dipupuk dalam rangka menghindarkan lingkungan kerja toxic. Bekerja itu penting, tetapi penting juga untuk memberikan apresiasi pada diri sendiri yang telah bekerja keras. Penting untuk menjaga keseimbangan antara bekerja dengan beristirahat demi kesehatan mental.
Tetap semangat dan salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H