Hobi adalah bahasa lain dari kegemaran. Setiap orang punya kegemaran bukan? Nah, menuliskan kegemaran itu sesuatu yang mudah.
Anda hanya perlu menggunakan sedikit effort untuk “menghias” tulisan tersebut untuk membuatnya menarik. Selebihnya mengalir begitu saja. Seperti kita sedang story telling, bercerita kepada pembaca melalui tulisan kita.
Coba perhatikan, kanal foodie banyak diisi oleh penulis-penulis yang berbagi resep masakan. Masakan itupun kebanyakan juga merupakan hasil olahan mereka sendiri.
Kanal travel banyak diisi seputar kisah perjalanan pribadi menulis yang membagikan pengalamannya mengunjungi tempat-tempat tertentu.
Penggemar Drakor (Drama Korea) akan banyak mengulik eksotisme drama-drama Negeri Ginseng. Pengidola Manga dan Anime menghiasi layar Kompasiana dengan tulisan-tulisan mereka yang selalu ramai pembaca.
Kanal olahraga adalah ruang bagi mereka yang gemar dengan olahraga tersebut. Kanal Fiksi apalagi, merupakan ruang imajinasi yang tak tersekat apapun untuk mencurahkan segala rasa dan karsa. Tak usah ditanyakan lagi bagaimana hobi menggerakkan para penulis ini untuk menorehkan tinta.
Bagaimana dengan politik? Saya pikir sama saja. Mereka yang menulis politik pastilah pemerhati atau mereka yang memang tertarik dengan dunia politik.
Masih banyak lagi contoh hobi yang dijadikan sebagai bahan tulisan. Anda bisa menambahkannya sendiri.
Sekarang yang kedua.
2. Pengalaman
Ada yang menulis tentang pengalaman terpapar covid-19 (termasuk saya), pengalaman tentang budaya daerah, pengalaman tentang kesuksesan atau kegagalan, nostalgia masa lalu, pengalaman didunia kerja, pengalaman mengurus administrasi tertentu, pengalaman investasi, hingga pengalaman ditinggal pas sayang-sayangnya (duh perih mak!). Serta sederet pengalaman lainnya.