Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Lelaki di Tepian Makam

31 Juli 2021   22:56 Diperbarui: 31 Juli 2021   23:27 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makam. Gambar: Pixabay | fietzfotos

Sedari tadi aku termenung. Imajinasiku berlarian berkejar-kejaran dengan senja. Ini tak normal.

Seorang lelaki muda duduk di tepian telaga di ujung sana. Deretan makam berjejeran diantaranya. Tatapannya dingin bagai di kutub. Tak bergerak bagaikan batu.

Tiga hari yang lalu ia datang. Sejak itu ia diam disana mematung. Aku bertanya pada Tuhan, "Mengapa Engkau memanggilnya lebih dahulu ya Tuhan sementara ia tidak siap untuk pergi?"

Tuhan menjawabku, "Manusia hanya bisa berencana. AKU-lah yang menentukan"

Lelaki nahas itu masuk kedalam memori kehidupannya yang lalu. Ingatannya tertuju pada gadis yang hendak dipersuntingnya. Seyogyanya ia sudah bersatu memadu kasih dengan gadis pujaan hatinya. Tetapi Tuhan berkata lain.

Sekelompok virus merasuk dan menyerang tubuhnya. Pertahanannya tak kuasa melawan hingga jiwanya harus pergi. Tersungkur lah sang gadis. Terpukul lah ia melepas lelaki itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun