Indonesia masih menyimpan asa untuk merebut medali emas dari sektor tunggal putra bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020 setelah tunggal putra terbaik tanah air, Anthony Sinisuka Ginting berhasil mengalahkan pebulutangkis Denmark Anders Antonsen dengan rubber game 21-18, 15-21, dan 21-18.
Anthony Ginting yang pada gelaran Olimpiade kali ini menempati unggulan kelima secara luar biasa mampu menundukkan Anders Antonsen yang menempati unggulan ketiga. Pertandingan sendiri berjalan begitu alot dan mendebarkan. Kedua pemain terlihat mempunyai kemampuan seimbang. Pemirsa disuguhkan permainan kelas dunia yang amat enak untuk ditonton.
Antonsen memperlihatkan kematangannya. Ia tidak mudah mati sendiri. Pertahanannya pun sangat kuat. Beberapa kali pukulan smash Ginting berhasil dikembalikan dengan baik. Arah pengembaliannya pun menyulitkan. Antonsen menunjukkan perlawanan yang ulet.Â
Sedangkan Anthony bermain taktis. Ia terlihat sabar. Tidak buru-buru ingin mematikan lawan. Ia sadar bahwa Antonsen belakangan memang sedang menanjak prestasinya. Antonsen saat ini sudah mengungguli kompatriotnya di tim Denmark, Viktor Axelsen. Ia kini menyalip Axelsen menjadi tunggal putra terbaik Denmark.Â
Tetapi Anthony tidak terbawa permainan Antonsen. Dengan kecerdikannya, ia mampu mematikan Antonsen dan meraih poin satu demi satu. Smash silang, drop shot, dan netting menjadi strategi ampuh Anthony dalam mematikan lawannya kali ini.
Di babak pertama setelah menutup interval 11-8, Antonsen sempat menyamakan kedudukan 12-12. Tetapi kemudian Anthony berhasil menjaga keunggulan dan menutup tim pertama dengan skor cukup ketat 21-18.
Di babak kedua, perolehan Antonsen jauh meninggalkan Anthony. Ia menutup interval dengan skor 11-5. Meski sempat mendekati perolehan poin menjadi 14-16, Anthony tidak mampu membendung permainan Antonsen dan kalah 15-21.
Di babak ketiga nampaknya Antonsen akan memenangi pertandingan. Ia selalu unggul dalam perolehan poin dan menutup interval dengan skor 11-9. Tetapi Anthony bangkit dan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 14-14. Disinilah titik kebangkitan Anthony. Ia lalu mengungguli perolehan poin. Sempat match poin di angka 20-15, ia akhirnya menutup pertandingan dengan skor 21-18.
Pertandingan perempat final kali ini membuktikan kualitas seorang Anthony Ginting. Walaupun ia tinggal menjadi satu-satunya harapan di sektor tunggal putra setelah kekalahan Jonathan Christie, ia nampak tidak terbebani. Ia berhasil keluar dari tekanan sehingga berhasil menyajikan permainan yang apik. Ia pantas dipuji sebagai pemain kelas dunia.
Dengan kemenangannya atas Anders Antonsen maka Anthony Ginting berhak menjejak ke partai semifinal. Ia sudah ditunggu unggulan ke-6 asal China, Chen Long yang berhasil mengalahkan tunggal putra China Taipei sekaligus unggulan ke-2 Chou Tien Chen dengan rubber game 21-14, 9-21, dan 21-14.Â
Chen Long sendiri tentu merupakan lawan yang berat. Ia merupakan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016. Ia juga sangat matang diusianya yang sudah menginjak 32 tahun. Saat ini ia masih tunggal putra terbaik negeri tirai bambu.
Secara head to head rekor pertemuan menghadapi Chen Long, Ginting lebih unggul. Dari 12 kali bertemu, Ginting berhasil mengalahkan Chen Long sebanyak 8 kali. Tentu saja ini membuka harapan Ginting bisa mengalahkan Chen Long dan melaju ke babak final.
Partai semifinal akan digelar esok hari, Minggu 1 Agustus 2021 di Musashino Forest Plaza Tokyo. Mari dukung dan doakan tunggal putra terbaik kita, Anthony Sinisuka Ginting agar terus melaju hingga partai puncak Olimpiade Tokyo 2020.
Terimakasih dan terus semangat Ginting!
Bravo badminton Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H