Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bagaimana Cara Menciptakan Harmonisasi antara Senior dan Junior di Lingkungan Kerja?

2 Agustus 2021   10:53 Diperbarui: 3 Agustus 2021   07:58 1578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hubungan harmonis antara junior dan senior di tempat kerja| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Saya baru berumur 21 tahun pada saat pertama kali bekerja. Begitu lulus, saya langsung bekerja di salah satu perusahaan swasta di Kota Tangerang. Saya tentu masih hijau. Belum punya pengalaman kerja sama sekali. Sudah begitu perantauan pula. Sungguh pengalaman yang luar biasa bagi saya.

Saya ditempatkan sebagai staff di bagian Engineering design. Departemen yang bertanggung jawab untuk membuat desain produk yang dihasilkan perusahaan. 

Sebagai orang baru tentu saya belum banyak memiliki pengetahuan tentang produk yang diproduksi oleh pabrikan. Karakter produk, desain produk, proses kerja pembuatan produk, saya masih buta. Saya hanya khatam mengenai software desain yang digunakan dalam proses pembuatan gambar (drawing) produk. 

Selebihnya, saya harus banyak belajar. Semua itu memaksa saya untuk banyak bertanya pada senior. Saya harus belajar banyak dari mereka yang sudah lama bekerja di sana. 

Tidak hanya senior di departemen saya saja, melainkan juga pada pegawai-pegawai dibagian lain karena proses yang saling terkait antara satu dengan yang lain.

Dinamika menjadi karyawan baru cukup menarik rupanya. Tidak selalu saya diterima dengan baik. Ada saja pegawai lama yang terkesan meremehkan. Mungkin dalam benak mereka berkata, "Ah, begitu saja nanya!". 

Atau ada juga yang mungkin karena kesibukan jadi kurang sabar ngajari kami-kami yang masih baru. Ada pula yang jaim, tidak mau mengajak bicara terlebih dahulu. Yah namanya juga manusia. Mereka memiliki beragam karakter. Ada yang buruk, ada pula yang baik.

Tidak selalu juga saya dihadapkan pada momen-momen yang kurang menyenangkan. Banyak momen menyenangkan juga kok. Masuk dalam komunitas baru berarti memiliki keluarga yang baru. Juga pengalaman baru yang belum pernah didapatkan sebelumnya. 

Ada pengalaman serba pertama yang didapat. Seperti misalnya memiliki atasan, memiliki anak buah, meeting dengan rekan kerja atau pelanggan, dan tentu saja gaji pertama. 

Kami juga menciptakan momen persahabatan diluar pekerjaan dengan bermain bulu tangkis bersama. Itulah cara kami menciptakan harmonisasi hubungan dengan rekan kerja.

Apakah Anda saat ini menjadi junior di perusahaan tempat kerja anda? Bila iya, takperlu minder. Yang paling penting Anda harus percaya diri dan memiliki tekad kuat untuk belajar. Memberikan performa kerja terbaik dan menunjukkan bahwa anda adalah orang yang dapat diandalkan. 

Dan sebagai orang baru, orang yang memasuki lingkungan yang baru tentunya Anda harus 'kulonuwun'. Maksudnya permisi supaya anda dapat diterima. Anda perlu menciptakan hubungan baik dengan senior supaya tercipta harmonisasi antara senior dan junior ditempat kerja.

Ilustrasi hubungan harmonis antara senior dan junior ditempat kerja. Gambar: idntimes.com
Ilustrasi hubungan harmonis antara senior dan junior ditempat kerja. Gambar: idntimes.com

Bagaimana cara seorang junior menciptakan harmonisasi dengan para senior?

1. Cermati budaya di lingkungan kerja baru

Di mana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Setiap tempat memiliki adat kebiasaannya masing-masing. Adat itu mungkin berbeda dari kebiasaan kita. Selama itu tidak menyimpang, ikuti saja. 

Anda harus menjadi seirama dengan budaya di lingkungan kerja baru. Bukan tidak boleh menjadi diri sendiri. Namun itu adalah cara untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.

2. Mau bergaul dan ramah

Jangan menjadi ekslusif. Kita perlu mendekatkan diri dengan orang lain, bergaul dengan mereka. Ngopi bareng, main futsal, silaturahmi, atau jalan-jalan dengan rekan sekantor. Di manapun kita berada, kita butuh berteman dengan orang lain.

3. Jangan hanya berbicara seputar pekerjaan saja

Berbicara seputar pekerjaan secara terus-menerus rasanya hanya akan memberikan sekat antara senior dan junior. Selain itu juga lama-kelamaan akan bosan. Mulailah obrolan diluar pekerjaan. Topik hobi biasanya membuat kita mudah akrab dengan orang lain. 

4. Sesekali berikan traktiran

Cara paling mudah untuk 'kulonuwun' dengan lingkungan baru adalah dengan memberikan traktiran. Tak melulu makan berat, cemilan pun sangat menarik dalam suasana kerja. 

Sudah menjadi rahasia umum: makanan adalah cara terbaik untuk mengambil hati orang. Suasana akrab akan terjalin yang membuat hubungan menjadi lebih cair. 

5. Aktif, kreatif, dan berinisiatif

Senior di kantor mungkin juga sudah sibuk dengan pekerjaannya. Mereka tak punya waktu untuk mengajari. Oleh karena itu junior harus aktif mencari sendiri tentang segala sesuatu yang musti dipelajari. 

Menjadi kreatif dan berinisiatif itu perlu. Biasanya hal ini menjadi nilai plus tidak hanya di mata atasan, tetapi juga dimata senior.

6. Menunjukkan kualitas diri

Menjadi orang baru bukan berarti Anda adalah orang yang tidak berpengalaman. Bisa jadi Anda adalah seorang sarjana. Atau mungkin juga sebelumnya Anda sudah memegang sertifikat keahlian. 

Intinya, Anda adalah orang yang berkualitas karena Anda sudah mengalami tempaan baik di sekolah maupun pengalaman kehidupan. Maka tunjukkan kualitas diri anda kepada lingkungan kerja baru. Karena sehebat apapun anda sebelumnya, orang-orang ditempat yang baru belum mengenal anda.

Bagaimana ketika sudah melakukan hal-hal diatas namun penerimaan senior tetap dirasa kurang?

Hakikat kerja adalah mencari penghidupan. Bekerja adalah salah satu wujud ibadah. Ketika sudah mengusahakan yang terbaik tetapi tetap juga kurang diterima di lingkungan kerja, maka saya berani katakan lingkungan kerja anda yang salah. Ada toxic di sana.

Jangan menjadi kendor dan putus asa. Tetap fokus dan lakukan yang terbaik. Pasti akan ada hikmah dibalik kesulitan. Yang terpenting kita tulus ikhlas dalam bekerja.

***

Selalu ada dinamika dalam bekerja. Termasuk pengalaman menarik saat baru pertama masuk ke lingkungan kerja yang baru. Dimanapun kita berada, usahakan untuk menciptakan harmonisasi hubungan dengan orang lain. Bagaimanapun, kenyamanan kita bekerja salah satunya dari faktor lingkungan kerja yang kondusif.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun