Apakah kamu penggemar Nella Kharisma, Via Vallen, Jihan Audy, maupun Happy Asmara? Mereka adalah penyanyi-penyanyi cantik yang banyak disukai oleh para penggemar musik dangdut koplo.
Atau kamu mungkin suka mendengarkan lagu-lagu milik maestro campursari Didi Kempot atau penyanyi muda berbakat yang sedang naik daun Denny Caknan?
Atau malah lebih keren lagi, kamu hafal dengan grup orkes pengiring dangdut seperti OM Sera, OM Palapa, OM Sonata, dan OM Sagita? "OM" merupakan singkatan dari Orkes Melayu yang merupakan pengiring konser-konser musik dangdut. Selain penyanyi, nama orkes pengiring juga cukup populer dalam pentas musik dangdut.
Kalau jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas "iya", maka kamu cocok berperjalanan jauh naik bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi). Untuk yang satu ini sudah menjadi rahasia umum bagi para bismania: Bus AKAP kebanyakan akan memutar dangdut koplo selama perjalanan. Kira-kira kenapa ya? Ini nih yang menarik untuk diulik.
Dangdut koplo beberapa tahun terakhir memang sudah naik kelas. Dangdut koplo tidak hanya dinikmati oleh kalangan masyarakat bawah, tetapi juga sudah bisa dinikmati oleh semua kalangan. Dari tukang kopi keliling sampai kaum borjuis.Â
Tidak hanya di daerah-daerah Pantura maupun daerah pinggiran atau pedesaan, tetapi juga sudah merambah ke kota-kota besar. Dangdut koplo bukan lagi musiknya wong ndeso.Â
Lihat saja bagaimana Via Vallen dan Nella Kharisma yang berhasil menembus layar kaca TV nasional. Mereka sempat berada di panggung-panggung besar semacam Indonesian Idol. Tembang-tembangnya juga fenomenal. Antara lain Jaran Goyang, Sayang, Bojo Galak, Konco Mesra, Kartonyono Medot Janji, dan lain-lain.
Saya jadi bernostalgia sejenak saat saya masih sering menggunakan jasa transportasi bus AKAP untuk pulang pergi dari perantauan ke kampung halaman. Saya tinggal merantau di Tangerang. Sedangkan kampung halaman saya berada di Kabupaten Karanganyar, daerah yang berada di sebelah timur Kota Solo.Â
Pilihan terbaik saya memang menggunakan bus AKAP. Kereta takjadi pilihan utama lantaran harus naik dari stasiun di kota Jakarta. Jarak dari Tangerang ke Jakarta masih cukup jauh. Belum lagi waktu yang dipakai untuk menembus kemacetan.Â
Inilah salah satu keunggulan naik bus umum: ia menjelajah sampai ke kota-kota satelit sehingga memudahkan calon penumpang. Bus bisa menjemput dan mengantar hingga titik terdekat. Beda halnya dengan transportasi umum kereta api atau pesawat.
Dulu saya cukup sering pulang kampung. Maklum masih single. Masih bebas mau pergi kemanapun. Belum ada tanggungan. Setahun bisa sampai 6 kali perjalanan pulang-pergi ke kampung halaman.Â
Saya sudah akrab dengan beberapa perusahaan bus yang melayani rute Tangerang-Solo seperti Rosalia Indah, Kramat Jati, Agra Mas, Haryanto, Sudiro Tungga Jaya, Laju Prima, Handoyo, Putera Mulya, hingga Sinar Jaya. Dewasa ini semakin banyak perusahaan otobus baru yang bermunculan seiring dengan hadirnya tol trans Jawa.
Dari sekian banyak bus yang pernah saya naiki, tahukah anda apa kesamaannya? Ya, sajian entertainment on board: dangdut koplo! Memang ada yang pernah menyajikan tembang kenangan yakni lagu-lagu lawas milik Koes Plus, Panbers, Emilia Contessa, dan lain-lain. Tapi itu sangat jarang. Dan biasanya cuma sebentar. Habis itu ya balik lagi, yang diputar tetap musik favorit: dangdut koplo.
Saya mencoba menebak-nebak mengapa dangdut koplo kerap kali disetel dalam perjalanan di bus AKAP.
1. Dangdut is the music of my country
Ya, tepat seperti ungkapan Project Pop dalam salah satu lagunya. Dangdut adalah genre musik yang paling banyak digemari oleh orang Indonesia. Dangdut seperti musik asli yang berasal dari tanah air. Kamu tak akan menemukan genre dangdut apalagi dangdut koplo di negara lain. Disinilah tempatnya dangdut.
Dangdut koplo memang akrab bagi orang-orang pedesaan. Seperti saya inilah. Penumpang bus kebanyakan memang orang-orang daerah pinggiran kota yang merantau. Misalnya, saya dalam satu bus itu biasanya berbarengan dengan orang-orang yang akan turun di Boyolali, Wonogiri, Ngawi, Pacitan, Sukoharjo.
2. Alunan atau tempo yang asyik menghindarkan dari rasa bosan.
Perjalanan naik bus AKAP bukanlah perjalanan yang sebentar. Untuk rute Tangerang-Solo misalnya ditempuh dalam waktu 9-11 jam. Waktu yang panjang di jalan tentu bisa membuat orang dihinggapi kebosanan. Nah kehadiran musik dangdut koplo bisa menjadi solusi kebosanan dan menghidupkan suasana.Â
Apa yang membuat suasana dangdut koplo menjadi hidup? Tak lain dan tak bukan adalah kendangnya. Kendang dapat meningkatkan adrenalin bagi para pendengarnya. Alat musik ini serasa menjadi kunci asyiknya mendengarkan lagu dangdut koplo. Badan terasa ingin ikut bergerak mengikuti alunan musik.Â
3. Gaya penyanyinya yang lincah menghidupkan suasana
Biduan musik dangdut koplo memiliki paras cantik dan tampilan yang enerjik. Tapi tak hanya itu, soal kualitas suara, takperlu diragukan lagi. Penyanyi-penyanyi terkenal seperti Via Vallen, Nella Kharisma, Jihan Audy, maupun Happy asmara memiliki suara yang merdu.Â
Gaya bernyanyinya yang lincah dan enerjik inilah yang membuat suasana serasa lebih hidup. Nah daripada cuma duduk ngelamun di bus ya lebih baik ada tontonan yang tidak membosankan toh?
4. Menemani pengemudi agar tidak mengantuk
Untuk perjalanan diwaktu malam hari, biasanya video di TV penumpang akan dimatikan saat memasuki waktu tidur. Kira-kira pukul 9 malam. Namun sebenarnya, musik tidak benar-benar mati. Di kabin pengemudi, musik masih tetap menyala untuk menemani sopir yang bertugas membawa bus. Apa fungsinya? Ya supaya tidak mengantuk.
***
Musik adalah hiburan universal. Semua orang menyukai musik apapun genrenya. Dan untuk perjalanan bus AKAP, tak dapat dipungkiri bahwa dangdut koplo merupakan genre yang banyak digandrungi. Khususnya untuk perjalanan bus di Pulau Jawa ya, karena saya belum memiliki pengalaman naik bus AKAP di pulau-pulau lain di Indonesia.
Kalau kamu, apakah juga suka dengerin dangdut koplo?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H