Eh dasar kamu bajingan
Dari sepenggal lirik diatas maka kita akan mengerti perbedaan konteks dari kata bajingan dalam lagu milik Wali dan Nadin Amizah. Dalam lagu Emang dasar, kata "bajingan" memang menjurus kasar. Ada unsur makian disana. Ada obyek atau orang yang dikenai. Nampak ada unsur kekesalan (emosi) dari orang yang mengucapkan itu. Dalam hal ini, saya pun sangat setuju bila lagu tersebut kemudian disensor.
Namun bagaimana dengan lagu Bertaut milik Nadin Amizah?
Mari pahami konteksnya secara utuh dengan seksama. Kata "bajingan" tidak hendak bermaksud kasar. Tidak ada unsur makian. Tidak ada obyek yang dikenai. Kata itu bukan ditujukan untuk orang lain.Â
Bertaut sesungguhnya bercerita tentang ikatan ibu dan anak, dirangkai dalam bahasa yang tajam dan indah. Dalam sebuah wawancara, Nadin Amizah pernah berkata, "Bertaut sangat lugas menuturkan tentang batin dan cinta yang tumbuh bersama melekat dalam satu".
Dalam bait awal lagu itu saja sebenarnya sudah dapat tergambar apa makna dari kata tersebut. Apalagi jika mendengarkan lagunya sampai habis. Kata 'bajingan' sesungguhnya sedang menggambarkan kehidupan yang dijalani oleh tokoh dalam lagu. Secara implisit sedang melukiskan kehidupan keras yang ia jalani. Kehidupan yang tidak mudah. Hidup yang penuh dengan perjuangan. Penggambaran itu disajikan pula secara apik lewat official video musik yang di-upload didalam akun YouTube milik Nadin Amizah. Anda dapat melihat secara utuh makna dari kata 'bajingan' seperti tersaji dalam video musik tersebut.
Nadin Amizah, meskipun penyanyi pendatang baru, bukanlah penyanyi sembarangan. Fotonya terpampang di salah satu papan reklame di Times Square New York, AS. Tidak sembarang tokoh yang wajahnya bisa terpampang disana. Kehadiran Nadin di reklame tersebut sebagai perwakilan musisi Indonesia dalam kampanye Equal oleh Spotify. Nadin terpilih sebagai Artist of the month Spotify Indonesia.
Seperti kita ketahui bersama, di Indonesia ada lembaga yang bertugas dalam mengawasi penyiaran publik yakin Komisi Penyiaran Publik (KPI). Tidak hanya film, komite ini pernah juga melakukan penyensoran musik. Tidak hanya musik lokal, melainkan juga musisi internasional. Ed Sheeran dan Bruno Mars pernah merasakan ketatnya penyensoran di tanah air. Single mereka yang berjudul Shape of You dan That's What I Like pernah terkena sensor karena liriknya yang dinilai vulgar. Kendati demikian, untuk lagu Bertaut sendiri belum pernah terdengar adanya kabar pembatasan atau penyensoran lirik oleh KPI. Artinya sebenarnya KPI saja tidak melarang.
Jadi setujukah anda dengan saya bahwa radio lokal Solo yang saya ceritakan diatas berlebihan dalam menyensor lirik lagu Bertaut? Atau mungkin anda punya perspektif sendiri?
Berikut saya sajikan video Bertaut milik Nadin Amizah.