Kompasianer, mari tengok rekan kita Kompasianer Desy Indah Hani (link akun). Bagi yang sering berselancar di Kompasiana, pasti tahu coretan apa yang sering dituliskannya pada dinding Kompasiana. Ya, mbak Desy (begitu saya biasa menyapa melalui grup WA) adalah penyuka topik seputar percintaan.Â
Para admin K pasti setuju dengan saya bahwa mbak Desy ini adalah dokter cinta. Buktinya tulisan-tulisan beliau sering menghiasi beranda AU (Artikel Utama). Pembahasannya lengkap, mulai dari gebetan sampai sudah jadi mantan pun ada. Artikel-artikelnya merupakan idola kawula muda.Â
Dugaan saya mbak Desy ini pernah ditinggalkan mantan, tetapi juga pernah meninggalkan (ghosting). Sebabnya ia seolah sedang story telling melalui artikel yang ia tulis. Artikel itu hidup.
Apakah mbak Desy masih jomlo? Entahlah. Yang pasti kompasianer ramah dan santun ini banyak menarik kaum kompasianer jomlowan yang mendekat. Kalau saya masih jomlo mungkin saya juga akan ikut dengan mereka. Sayangnya saya sudah punya balita, hahaha..
Jadi pada intinya yang ingin saya katakan adalah mbak Desy sudah dikenal sebagai penulis seputar dunia asmara. Memperhatikan serba-serbi hubungan antara pria dan wanita itulah yang menarik baginya.Â
Tak dipungkiri lagi, ia mencurahkan kesenangannya lewat tulisan-tulisannya itu. Mbak Desy sedang menjadi dirinya sendiri dalam membangun personal branding.
Lain mbak Desy, lain pula dengan Kang Indra Rahadian (Link akun). Kompasianer asal Priangan ini memilih jalur 'sunyi' sebagai seorang cerpenis. Cerpen itu memang seakan menjadi nafas kehidupannya. Walaupun ia sibuk sebagai seorang pekerja, toh ia masih bisa begitu produktif dalam membuat cerpen.Â
Yang paling saya ingat adalah kepiawaiannya dalam membuat dongeng untuk anak-anak. Imajinasinya begitu luar biasa. Dongeng-dongeng itu disampaikan dengan bahasa sederhana yang mudah diterima oleh anak-anak. Alur ceritanya pun menarik. Mungkin karena memiliki duo jagoan sehingga membantu membuat alam imajinasinya terus berputar.Â
Dalam pikiran saya mengatakan Kang Indra ini sedang merintis jalan menuju Disney. Siapa tahu suatu saat ada penulis cerita fiksi asal Indonesia yang menembus Disney. Dan itu adalah penulis Kompasiana.
Begitulah kang Indra Rahadian. Sama seperti mbak Desy Indah Hani, beliau menulis apa yang ia senangi. Apa yang menjadi keahliannya. Meskipun cerpen kurang begitu populer dikalangan pembaca K, toh ia tetap setia pada jalannya. Ia menjadi dirinya sendiri hingga terbentuk personal branding seorang Indra Rahadian.
Hmmm...siapa lagi ya..
Terlalu banyak penulis keren idola saya di K.
Baiklah, satu lagi. Kita menuju ke pemilik akun K yang tinggal di Kelapa Gading, Jakarta. Kompasianer Tonny Syiariel (Link akun). Saya yakin tahun ini beliau adalah calon kuat nominasi Kompasianer ter-AU (headliners).Â
Tak hanya the headliners, tetapi sangat dimungkinkan juga sebagai Kompasianer of the year. Pak Tonny, demikian saya menyapa, sangat konsisten mengajak para pembaca untuk jalan-jalan virtual melalui artikel-artikel beliau. Tiap artikelnya selalu dilengkapi dengan foto-foto ciamik yang memanjakan mata. Serasa benar-benar turut serta dalam perjalanannya berkeliling dunia.Â
Dari artikel-artikel beliau, tanpa kita melihat profil akunnya pun sebenarnya kita sudah tahu bahwa beliau merupakan praktisi dibidang pariwisata. Dan ternyata benar, beliau menjelaskan bahwa dirinya merupakan seorang Travel management Consultant and Profesional Tour leader.
Kalau saya hanya menulis tiga kompasianer diatas, bukan berarti hanya tiga nama tersebut. Melainkan masih banyak kompasianer hebat yang sukses membangun penjenamaan diri (personal branding) melalui kekhasannya. Mas Steven Chaniago yang gemar menulis anime. Para srikandi-srikandi puisi K Bu Fatmi Sunarya, mbak Ari Budiyanti, dan Mbak Hera Veronica. Lalu ada Bu Siti Nazarotin yang konsisten berbagi resep masakan. Serta masih banyak lagi.
Mengutip dari artikel Simbok kebun idola saya, Ibu Suprihati, penjenamaan diri itu seperti pohon yang dilihat dari buahnya. Buah yang dihasilkan merepresentasikan pohon yang ada.
Bagaimana dengan penulis sendiri?
Awal-awal menulis di K, saya lebih banyak menulis tentang karir dan dunia pekerjaan. Ini memang topik favorit saya sampai sekarang. Berbagi tentang dunia kerja dari perspektif pelaku di lapangan mungkin sedikit banyak dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap dan jelas tentang dunia kerja dan berbagai fenomenanya.Â
Namun sekarang tidak hanya itu, apapun ide yang timbul di kepala itu yang saya tulis. Sesekali menulis tentang otomotif, bola, gaya hidup, edukasi, hingga humaniora.Â
Taman ide itu ingin terus saya pelihara. Saya ingin membuatnya hidup tanpa harus tersekat-sekat oleh hal yang dapat membuatnya layu. Inilah bagian dari diri saya yang hendak saya tunjukkan ke khalayak. Yang pasti saya berbahagia ketika menuliskan artikel dan membagikannya kepada pembaca.
Membangun penjenamaan diri (personal branding) di Kompasiana itu menurut saya tidak sulit, cukup hanya dengan menjadi diri sendiri. Ada banyak penulis dengan nama besar disini. Tetapi takperlu menjadi seperti beliau-beliau. Mari belajar dari para senior, tetapi tidak meninggalkan ciri khas yang kita miliki.
Akhir kata, selamat menulis. Biarkan taman ide itu berkembang menjadi suatu karya yang bermanfaat.
Salam literasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H