Dear Diary,
Aku belum pernah menulis di kanvasmu. Namun K menantangku. Mungkin K ingin supaya aku lebih peka mendengarkan suara hati. Apa kabarmu diary? Kita belum pernah bertemu. Sebab sedari kecil memang aku tidak pernah tertarik memiliki buku catatan pribadi. Apalagi catatan itu berisi tentang curahan hati. Sekalipun aku orang yang cenderung introvert, namun aku tak suka menceritakan kegelisahan pada selembar kertas.
Aku berharap semoga perkenalan kita menjadi awal perjumpaan yang baik. Aku ingin kita sama-sama memiliki kesan yang baik supaya kita bisa berteman baik. Apakah aku akan menulis di berandamu lagi? Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Sebab sejatinya menulis diary bukanlah kebiasaanku.
Diary,
Perjumpaan kita sepertinya memang dimasa yang kurang baik. Waktu-waktu ini merupakan masa yang berat ditengah tragedi pandemi yang sedang berlangsung. Ini adalah tragedi kemanusiaan.Â
Dunia telah kehilangan lebih dari 2 juta jiwa yang tak sanggup bertahan melawan ganasnya virus hingga harus merelakan nyawanya. Jutaan orang berjuang dalam keterbatasan ketika mereka kehilangan pekerjaan.Â
Sudah lebih dari setahun dan keadaan belum membaik. Hari-hari ini justru angka-angka statistik meningkat tajam, memberikan luka dan meninggalkan duka yang mendalam.
Diary,