Menurut Anda, apakah uang receh masih berguna?
Atau seberapa besar arti uang receh bagi anda?
Baik, mari kita lihat kembali fakta uang receh masa kini. Berapa harga permen? Saya pernah mengalami harga permen 25 rupiah per satu permen sewaktu masih TK mungkin. Agak-agak kurang ingat. Lalu naik menjadi 50 rupiah ketika SD. Sekitar SMA naik kembali menjadi 100 rupiah. Sekarang? Dengan koin 500 rupiah kita hanya akan mendapatkan 2 buah permen. Sebentar lagi saya yakin 1.000 rupiah hanya dapat 3. Uang 1.000 rupiah mungkin dulu sangat bernilai. Ya nggak "sangat" lah, takut kelihatan jadul banget saya.
Saya ulang, uang 1 000 rupiah dulu masih bernilai. 1.000 rupiah adalah uang saku saya jaman SD. Itupun dapat 2 hari. Dapat apa? Makan soto di kantin sekolah harganya masih 500 perak. Minumnya? Air putih gratis, hehe.. Maklum keluarga saya dulu bukanlah keluarga kaya. Bapak ibu saya guru PNS yang pada saat itu gajinya kecil. Lho kok malah curhat. Mohon maaf, memang dulu gaji guru walaupun PNS memprihatinkan.
Oke lanjut, bagaimana dengan parkir? Kalau dulu parkir motor dikasih uang 500 perak masih diterima. Sekarang? Dibuang sama tukang parkirnya. Minimal 1.000 rupiah. Kalau dikasih 2.000 anda tidak akan dikasih kembalian. Atau adakah di belahan bumi Indonesia lain yang masih parkir 500 perak??
Kenyataan diatas mungkin membuat kita menjadi orang yang menganggap uang receh tidak ada gunanya. Mungkin sebagian dari kita malah ketika punya uang receh ditaruh begitu saja di meja, kursi tamu, rak tv, atau sudut-sudut rumah lainnya sehingga kita bisa dengan mudah menemukan uang receh dirumah kita.
Tapi tunggu, apakah uang receh sungguh sudah tak berguna?
Saya menulis artikel ini setelah mendengarkan sebuah cerita lewat radio. Saya merenungkan dan kemudian terinspirasi bahwa benar, uang receh seharusnya tidak kita tinggalkan begitu saja. Mari kita lihat didalam kehidupan sehari-hari, uang receh tetap bermanfaat.
1. Mengajarkan kita untuk setia pada perkara kecil
Uang receh adalah nominal yang kecil. Namun ketika kita kumpulkan, yang sedikit ini lama-lama akan menjadi besar. Masih ingat kisah seorang pemulung yang hendak membelikan handphone cucunya di Samarinda? Cerita ini sempat viral pada pertengahan tahun ini. Kakek tersebut membawa segepok koin yang ditabung setahun lamanya untuk dibelikan handphone. Kisah ini dapat anda baca lagi disini.