Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengapa Pengalaman Seringkali Menjadi Syarat Penting dalam Rekrutmen Kerja?

7 November 2020   12:20 Diperbarui: 8 November 2020   06:01 2237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diutamakan memiliki pengalaman kerja dibidang...

Dalam sebuah rekrutmen kerja seringkali kita jumpai perusahaan pencari kerja mencantumkan "pengalaman" sebagai salah satu syarat untuk rekrutmen. Bahasanya ada yang mewajibkan, ada pula yang pengalaman tersebut berfungsi sebagai nilai tambah. 

Pengalaman ini tidak hanya pada saat seleksi pegawai saja. Bahkan pada saat negoisasi gaji pengalaman itu juga dijadikan sebagai nilai "jual" bagi pelamar. Semakin banyak pengalaman, semakin tinggi daya tawarnya, gajinya semakin besar.

Lalu bagaimana dengan fresh graduate? Apakah seorang fresh graduate tidak memiliki peluang untuk diterima kerja? Jawabannya tidak selalu. Setidaknya ada 3 (tiga) alasan perusahaan merekrut fresh graduate.

Pertama, ada formasi-formasi tertentu dalam organisasi yang tidak harus membutuhkan pegawai yang berpengalaman. Posisi tersebut dipandang tidak membutuhkan keahlian khusus. Atau membutuhkan keahlian minimum yang bisa dicapai dengan mengikuti training pada saat awal masuk kerja.

Kedua, efisiensi biaya. Merekrut fresh graduate dengan pegawai berpengalaman tentu akan berbeda masalah salary-nya. Pegawai pengalaman gajinya lebih tinggi dibanding fresh graduate.

Ketiga, merekrut pegawai yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi pemimpin dimasa depan. Pegawai yang direkrut merupakan SDM yang unggul. Banyak yang mengisitilahkan sebagai MT (management trainee). Biasanya perusahaan akan merekrut MT dari universitas-universitas ternama.

Sekarang kita akan kembali pada pertanyaan diawal, mengapa pengalaman dipandang penting dalam sebuah seleksi kerja? Mari kita lihat alasannya

1. Perusahaan takperlu memberikan training lagi.
Training selain menghabiskan waktu juga membutuhkan biaya. Dengan tidak adanya pelatihan, maka ini juga sebagai bentuk efisiensi biaya dan waktu.

2. Siap pakai.
Karyawan yang berpengalaman memiliki jam terbang. Seringkali kebutuhan pengisian formasi karyawan itu sifatnya mendesak (urgent). Merekrut karyawan yang belum berpengalaman berarti harus melatih lagi secara intens. Ini tentu membutuhkan waktu. Maka untuk mensiasatinya dengan merekrut karyawan yang berpengalaman. 

Misalnya dalam suatu proyek pembangunan gedung dibutuhkan teknik sipil dalam perencanaan pembangunan gedung. Dalam waktu singkat, gedung sudah harus jadi karena akan diresmikan presiden. Dengan kondisi seperti itu maka karyawan yang direkrut harus yang berpengalaman. Merekrut fresh graduate resikonya deadline tidak terpenuhi.

3. Inovasi baru.
Misalnya dalam suatu proses existing di perusahaan alur prosesnya dari A sampai dengan E. Lalu masuklah karyawan baru yang sudah berpengalaman dibidang yang sama. Pengalamannya di perusahaan lama dibawa ke perusahaan yang baru. 

Proses yang tadinya dari A ke E ia ubah menjadi dari A langsung ke D dan E. Ia menghilangkan proses B dan C dengan inovasinya. Tentu saja bagi perusahaan yang baru itu adalah sebuah keuntungan. Ada efisiensi dari segi waktu dan biaya. Misalnya dari yang tadinya hanya memproduksi 70 jadi 100. Produktivitas meningkat.

Kesimpulannya, karyawan yang berpengalaman dibidangnya sudah lebih paham mengenai kelemahan dan keunggulan  suatu operasional dalam organisasi. Baginya mungkin seperti hal yang biasa saja. Tapi bagi orang lama mungkin luar biasa karena inovasi yang dibawa belum pernah dilihat. Karyawan baru berpengalaman biasanya diharapkan bisa memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada.

4. Beradaptasi lebih cepat
Karena sudah berpengalaman kerja, ia sudah tahu proses kerjanya. Takperlu belajar dari awal. Maka tidak heran bila ia bisa beradaptasi lebih cepat dibandingkan fresh graduate. Dalam interaksi sosial pun biasanya ia bisa lebih luwes dan menyatu dengan lingkungan kerja yang baru.

5. Memenuhi kualifikasi kebutuhan kerja
Dalam sebuah proyek (tender) seringkali dibutuhkan kualifikasi-kualifikasi tertentu. Contohnya dalam proyek oil and gas disyaratkan inspektor harus bersertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Maka dalam persyaratan kerja ini pasti jadi syarat mutlak yang harus dipenuhi. Biasanya kemudian perusahaan berani memberikan gaji tinggi.

Bagi perusahaan pencari kerja, pasti selalu ingin mendapatkan kandidat yang terbaik untuk mengisi posisi dalam struktur organisasi. Mencari orang-orang terbaik untuk bekerja demi kemajuan perusahaan. Tujuannya apalagi kalau bukan meningkatkan produktivitas yang akhirnya menghasilkan profit setinggi mungkin serta menjaga eksistensi.

Mencari karyawan yang berpengalaman juga tetap harus berhati-hati. Harus dipastikan ia memiliki rekam jejak serta reputasi yang baik. Untuk itu sebagai pekerja ataupun calon pekerja, kita perlu terus meningkatkan kualitas diri, profesionalisme, menjaga integritas serta kejujuran.

Semoga kita selalu amanah dalam menjaga kepercayaan ditempat kerja dan usaha kita senantiasa diberkati.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun