Tak percaya? Coba saja bila belum pernah. Mampirlah ke lapak Bu Yana Haudy dan Syarifah Lestari. Bahasanya asyik banget khas mamak-mamak muda. Atau kunjungi para Srikandi Puisi Mbak Ari Budiyanti, Fatmi Sunarya, Lusy Mariana Pasaribu, Hera Veronica.Â
Ada pula para seniman fiksi lainnya seperti Pak Pical Gadi, Ali Musri Syam, Ridwan Ali (Dua Sisi), Ayah Tuah, Zaldy Chan, Rustian Al Anshori, Arrie Budiman, Abdul Azis, Chaerul Sabara, dan Prof Felix Tani dengan cerita Poltak yang berseries. Pak Kris Banarto juga dulu sering berpuisi. Tapi belakangan juga menulis politik dan kesehatan.Â
Masih belum cukup? Mari berkunjung ke rumah Bapak Refleksi hati Katedrarajawen. Atau jika ingin liburan secara daring silakan buka halaman Kompasianer Pak Tonny Syiariel. Pak Tonny ini banyak fansnya karena sajian wisata yang ciamik ditambah foto yang apik. Pegiat bahasa Daeng Khrisna Pabichara, Nursalam, Rifan Bilaldi. Pakar numerologi dengan salamAngkanya, om Rudy Gunawan. Di lini olahraga ada Pak Hadi Santoso, Hendro Santoso, David Abdullah, Deddy Husein. Ada pula Pak Reinhard Hutabarat dengan MotoGP nya. Namun tak hanya MotoGP, ia kerap membuat cerpen yang mengocok perut.Â
Belakangan juga ada seniman cerpen dan pantun, Bang Indra Rahadian. Pemilik bursa ide Romo Bobby Steven (Ruang Berbagi). Praktisi kesehatan yang juga gemar menulis cerpen horor, mas Abdul. Bu dokter gigi, Dewi Lewly. Arkeolog, Wuri Handoko yang gemar menulis sejarah dan tradisi lokal. Bu Suprihati yang berbagi ilmu dengan bahasa kebunnya. Penulis di kategori karir yang kenyang pengalaman Pak Taufiq Rahman dan Jose Hasibuan.Â
Oh ada lagi ibu guru ter-AU Ayu Diahastuti dan Hana Marita Sofianti. Abang guru jomblo yang bahagia dengan kejomloannya, Ozy Alandika. Penulis parenting Bu Siska Dewi dan Nita Kris Noer. Diaspora Bu Hennie Triana yang sering berbagi cerita kehidupan di negeri seberang. Pak Teopilus Tarigan yang gemar me-review film dengan gaya filsafatnya. Ia juga sering menulis kuliner lokal dan tradisi lokal Karo.Â
Pegiat literasi lokal Romo Gregorius, Fauji Yamin, Guido, dan Maria Ayu. Lalu ada sesosok Bapak bijaksana dari Bali yang sering berbagi tips tulis-menulis, I Ketut Suweca. Serta masih ada nama-nama lain yang tak kalah inspiratif: Pak Budi Susilo, Reynal Prasetya, Mochammad Syafei, Gurgur Manurung, Dwi Klarasari,Meti Irmayanti, Anis Hidayatie, Sr. Monika, dan sederet nama lainnya. Last but not least, ada Opa dan Oma Tjiptadinata Effendi. Pasangan inspirasi Kompasiana.Â
Masih banyak lagi sebenarnya. Ada 600 ribu penulis kalau ditulis semua sampai tahun baru juga belum kelar. Jadi mohon maaf bila namanya belum tertulis disini. Yang pasti senang sekali berkumpul dan saling berbagi cerita dengan para Kompasianer hebat.
Terimakasih Kompasiana. Saya belum akan selesai mencorat-coret dindingmu. Tetaplah menjadi rumah yang nyaman dan penuh cinta.
Selamat ulang tahun Kompasiana yang ke-12..
Semoga semakin jaya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H