Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis, Sebuah Pencapaian

21 Oktober 2020   16:05 Diperbarui: 21 Oktober 2020   16:08 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

**

Seorang penulis di Kompasiana juga dikenal sebagai Kompasianer. Eksis dan tidaknya ia dinilai dari keaktifannya dalam merangkai informasi menjadi sebuah bingkai artikel. 

Entah itu fiksi maupun non fiksi. Ia pun dinilai menggunakan sistem poin. Ada juga beberapa penghargaan yang diberikan dalam bentuk Artikel utama, artikel pilihan, artikel terpopuler, Nilai tertinggi dan K-reward. Maka bukan diragukan lagi, bagi seorang Kompasianer, menulis adalah sebuah pencapaian.

Dan masih banyak ilustrasi lainnya yang dapat anda temukan sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Acara-acara TV seperti film, talkshow, iklan semuanya berangkat dari sebuah tulisan. 

Demikian juga pedagang asongan yang membuat perencanaan dan evaluasi perhitungan dalam sebuah buku, petugas cleaning service yang selalu mengisi ceklist kebersihan, sampai tukang ojek online pasti selalu ada laporan pencapaian.

Menulis adalah salah satu cara untuk mewarnai dunia. Berikan warna yang cerah supaya dunia semakin tersenyum, bukan semakin menunduk lesu. Tak perlu pusing merangkai kata. Tak perlu risau menenun kalimat. Yang penting bermanfaat. Mutu berjalan seiring dengan waktu. 

Semakin lama, semakin banyak menulis, mutu akan semakin bagus. Karya tidak dapat dibatasi sejauh sebuah karya tidak mengabaikan norma. 

Saya pribadi menulis berawal dari keresahan. Dengan kalimat yang seadanya. Lalu sedikit demi sedikit mulai mempercantik kalimat. Memberikan sedikit sentuhan kosmetik pada artikel walaupun belum sepenuhnya cantik. Semua itu belajar dari blog walking artikel di Kompasiana dan menikmati santapan media-media populer serta pembacaan buku.

Meminjam kalimat Kompasianer Pak Katedrarajawen, saya menulis kalimat bijak bukan karena saya sudah bijaksana, tetapi karena saya sedang belajar untuk menjadi bijaksana.

Saya menulis bukan karena saya sudah kuat dan teguh, justru karena rapuh supaya saya menjadi pribadi yang kuat. Dan bagi saya, menulis bukan karena sudah pandai, tetapi belajar supaya menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama dan lingkungan.

Semangat berkarya dalam goresan pena.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun