Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Jangankan Android, Punya Gawai Polyphonic Saja Sudah Senang

18 Oktober 2020   16:44 Diperbarui: 18 Oktober 2020   19:48 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi handphone polyphonic (Sumber: www.sohu.com)

Anda pasti ingat kan apa namanya? Itu lho adegan mantan presiden Bill Clinton yang sedang main game snake. Anda yang lahir di generasi 80 hingga 90-an pasti ingat. Karena handphone asal Finlandia tersebut sangat populer di tahun 2000-an.  

Gawai yang masih jadul (Gambar: liputan6.com)
Gawai yang masih jadul (Gambar: liputan6.com)

Maaf saya tidak sebut merk ya. Saat itu harga handphone tersebut sangat mahal untuk keluarga kami. Kalau tidak salah ingat harganya 2,5 juta rupiah. Kondisinya bahkan masih monophonic, belum Polyphonic. 

Nomor perdananya pun mahal sekali. Tidak seperti nomor perdana yang dijual pada masa ini. Sekarang, Anda ke toko pulsa dengan membawa uang 10.000 rupiah pun sudah bisa mendapatkan nomor baru, betul kan? 

Nomor perdana yang saya beli itu masih seharga 1,5 juta. Mengisi ulang pulsa pun tak kalah menguras kantong. Harga 250 ribu hanya terisi 100 ribu. Wah, wah.. memiliki handphone di masa itu memang perkara sulit. 

Namun karena sudah menjadi kebutuhan untuk berkomunikasi ya tetap saja dibeli. Seingat saya saat itu baru ada satu provider dari sebuah perusahaan milik negara. Berapa tarif untuk mengirimkan sebuah pesan singkat (SMS)? Masih 350 rupiah per sekali SMS. Maka masih ada yang namanya paket SMS. 

Yaitu paket yang hanya bisa digunakan untuk SMS supaya lebih murah. Sekarang mana ada. Berkirim pesan saja cukup punya paket data internet. Kalau sekarang dengan harga 2 jutaan rupiah sudah mendapatkan gawai dengan teknologi yang sudah canggih. Termasuk gawai yang biasa saya pakai untuk menulis di Kompasiana ini, hehe..

Adakah yang memiliki cerita unik berkaitan dengan gawai di masa lalu?

Pertimbangan membeli Gawai

Bagi saya pribadi, gawai sudah seperti kebutuhan pokok. Karena dalam pekerjaan sehari-hari saya tidak bisa lepas dengan yang namanya gawai. Komunikasi begitu berperan penting dalam profesi yang saya jalani. 

Untuk bertelepon, mengirimkan pesan WhatsApp, mengirim gambar, mengirimkan dan mengecek email, dan yang lagi beken yakni meeting virtual. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun