Jadi ketrampilan saya menggunakan AutoCAD dan Solidworks -2 software desain- otomatis tidak terpakai. Tidak mengapa, yang terpenting saya berada ditempat dimana saya harus berada. Inilah karir yang saya harus jalani.
QC sebagai penjamin kualitas
QC adalah pelopor kualitas dalam sebuah perusahaan. Ia merupakan penjamin bila produk yang dijual ke pasaran merupakan produk yang memiliki mutu dan layak untuk dijual.Â
Dapat dikatakan bahwa bisa atau tidaknya produk dilepas ke pasaran itu adalah wewenang QC dengan mengikuti standar yang ditetapkan. Tentu apabila produk sudah dirilis ke pasar itu artinya produk tersebut sudah lulus pengujian.Â
Misalnya anda membeli lampu senter. Setidaknya produk tersebut sudah dites ON-OFF sehingga dipastikan menyala. Pengetesan lain adalah umur pakai. Bila produk tersebut berani memberikan garansi umur pakai setahun misalnya, artinya produk tersebut sudah melalui pengujian dalam waktu satu tahun masih bisa digunakan.
Walaupun sebagai pelopor kualitas, bukan berarti mutu produk itu berada ditangan orang QC. Semua bertanggung jawab terhadap kualitas. Saya pernah diajarkan sebuah semboyan tentang kualitas, yakni bahwa kualitas itu berada ditangan si pembuat.Â
Sederhananya, bila anda memasak nasi goreng, enak dan tidaknya nasi goreng itu bergantung pada anda yang memasak, bukan orang lain yang mengecap.Â
Orang yang mengecap hanya bisa mengatakan bahwa "ini enak" atau "ini tidak enak". Inilah alasan mengapa kemudian dalam praktiknya QC selalu berbenturan dengan bagian produksi. Sebab bagian produksi mengejar kuantitas.Â
Ia dituntut untuk membuat barang sebanyak-banyaknya karena penilaian kinerja produksi didasarkan pada produktivitas. Semakin banyak dia membuat barang, semakin bagus.Â
Sedangkan QC mengejar kualitas. Penilaian kinerja didasarkan pada banyak dan tidaknya keluhan pelanggan (customer complain). Juga berapa persentase kegagalan produk. Ada prinsip kehati-hatian. Karena biasanya semakin cepat proses, barang yang dihasilkan semakin tidak bagus.