Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Jangan Sampai Tertipu, Kenali 6 Ciri Lowongan Kerja Palsu

5 Oktober 2020   08:23 Diperbarui: 10 Oktober 2020   15:27 2096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cari lamaran kerja (Sumber: MarketWatch)

Apakah Anda baru lulus kuliah dan sedang mencari kerja? Atau mungkin Anda sedang mencari pekerjaan baru karena sudah tak betah dengan pekerjaan Anda sekarang? Jika ya, tak ada salahnya untuk sejenak membaca artikel ini. 

Kira-kira 7 tahun yang lalu saya terjebak dalam situasi di mana sepertinya karir saya sudah mentok. Sulit untuk bisa naik ke jenjang karir yang lebih tinggi karena suatu alasan. 

Demikian pula rasanya sudah tak ada lagi pengalaman baru nan berharga yang dapat saya petik untuk meningkatkan kualitas diri sebagai seorang pekerja profesional. 

Saya merasa pekerjaan saya sudah terlalu monoton. Akhirnya saya berpikir untuk pergi dari perusahaan tempat saya mengabdi 3 tahun terakhir. Maka saya pun mulai bergabung dengan situs pencari kerja yang banyak beredar di internet serta mencari peluang lewat berselancar di dunia maya. 

Lalu saya menemukan sebuah iklan lowongan kerja yang sangat menarik. Bagaimana tidak menarik, perusahaan ini menawarkan gaji yang besar beserta sederet fasilitas yang amat menggiurkan. Nama perusahaannya pun tidak sembarangan, perusahaan milik pemerintah yang terkenal dengan gaji besar. Siapapun pasti tertarik. 

Awalnya saya tidak berpikir panjang, maka segera saya buat sebuah Curiculum Vitae (CV) dan menyiapkan sejumlah dokumen sebagai persyaratan. Tak butuh waktu lama hingga saya mengirimkan seluruh perabot lamaran ke alamat email yang tertera dalam iklan. 

Sehari kemudian saya mendapatkan balasan yang menyatakan bahwa aplikasi lamaran saya telah diterima secara administratif. Namun bukannya senang malah sebaliknya membuat saya menaruh curiga. 

Ilustrasi penipuan kerja (Gambar: pixabay.com)
Ilustrasi penipuan kerja (Gambar: pixabay.com)
Mengapa perusahaan milik pemerintah begitu mudah dalam seleksi karyawan. Apalagi dalam email tersebut saya diminta untuk datang ke Palembang, padahal posisi saya berada di Tangerang, mengapa bukan Jakarta. 

Saya juga diminta menyiapkan sejumlah uang sebagai pengganti biaya akomodasi. Puncaknya, ketika saya tersadar alamat email yang digunakan begitu mencurigakan. 

Sepertinya tidak mungkin perusahaan pemerintah akan menggunakan domain gmail. Ini domain tidak berbayar alias gratisan. Akhirnya, saya abaikan proses rekrutmen itu. Saya putuskan tidak lanjut. Ini mungkin penipuan.

Pengalaman kedua dari sisi perusahaan pencari kerja. Istri saya yang mengalaminya karena kebetulan ia bekerja di bagian HRD (personalia). Ia biasa melakukan rekrutmen karyawan baru. 

Perusahaan itu bekerja sama dengan salah satu situs penyedia lowongan kerja ternama untuk memasang iklan lowongan bila dibutuhkan.Suatu kali iklan lowongan perusahaannya di-hack oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Oknum tersebut menggunakan akun perusahaannya untuk memasang iklan lowongan kerja dan melakukan penipuan. Korban diminta mentransfer sejumlah uang dan dijanjikan akan segera mulai bekerja. 

Beberapa korban lalu menelepon ke kantor istri. Sialnya, para korban tersebut sudah terlanjur mentransfer sejumlah uang karena memang sedang menganggur dan sangat membutuhkan pekerjaan. 

Ketika mereka ditanya mengapa menurut saja, jawabnya karena ketika penipu menelepon terkesan sangat meyakinkan. Malang sekali karena uangnya tak dapat kembali.

Pernahkah Anda menemukan iklan semacam ini? Mungkin saking sudah sangat butuh pekerjaan, orang cenderung mengabaikan kemungkinan penipuan. 

Padahal disadari atau tidak, penipuan lowongan kerja itu banyak di sekitar kita. Berkaca dari dua pengalaman di atas, saya ingin membagikan ciri-ciri penipuan iklan lowongan kerja.

1. Memberikan iming-iming gaji dan fasilitas yang tak masuk akal
Semakin tinggi posisi yang dilamar, tentu semakin tinggi juga gajinya. Gaji untuk posisi level tertentu itu ditentukan dengan mekanisme "nego", artinya Anda akan langsung bernegoisasi dengan pemangku kebijakan dalam perusahaan tersebut. Begitu pula fasilitas-fasilitas lain seperti kendaraan dinas, perumahan, asuransi, dan lain-lain. 

Oleh karenanya bila dalam iklan dicantumkan gaji, itu kemungkinan adalah penipuan. Maksimal perusahaan hanya akan menampilkan kisaran gaji. Semisal disebutkan kisaran gaji sekitar 10-20 juta. Kalau dalam iklan sudah menyebutkan: gaji pokok sekian, tunjangan ini itu sekian, sudahlah abaikan saja.

2. Menggunakan alamat email tidak berbayar seperti gmail
Biasanya perusahaan menggunakan domain email berbayar sesuai dengan nama perusahaan tersebut. Saya berikan ilustrasi semisal ada perusahaan bernama PT Berdikari. 

Maka biasanya contoh emailnya sales@berdikari.com. Contoh lagi, PT ABC. Maka emailnya kemudian hrd@abc.com. Apabila menggunakan domain gratis seperti gmail, perusahaan itu wajib dipertanyakan.

3. Website tidak jelas
Dengan kecanggihan teknologi seperti sekarang, semua perusahaan cenderung memiliki website sendiri. Website ini juga berguna untuk sarana pemasaran produk dan informasi-informasi penting seperti rekrutmen pegawai. 

Bahkan tidak sedikit yang menggunakan websitenya sendiri dalam proses penerimaan karyawaan, tidak melalui situs pencari kerja. 

Saran saya, bila Anda menemukan iklan lowongan kerja dari perusahaan yang tidak Anda kenal, cek terlebih dahulu di internet mengenai perusahaan tersebut. Periksa juga alamat dan nomer telepon yang tertera. Waspada terhadap kemungkinan website fiktif.

4. Tidak membutuhkan pengalaman kerja
Jelas, ini janggal. Lihat kembali ke posisi yang dilamar. Semua perusahaan tentu menginginkan merekrut talenta terbaik untuk mengisi pos-pos dalam struktural internal perusahaan, bahkan untuk posisi operator pun perusahaan pasti melihat pengalaman kerja.

Strategi ini dimaksudkan untuk kemajuan perusahaan. Keuntungan lainnya, perusahaan tidak perlu mendidik pegawai dari nol. Dengan demikian pegawai tersebut langsung bisa mengikuti ritme kerja perusahaan.

5. Bahasa lowongan yang mencurigakan
Dalam sebuah lowongan kerja, Anda perlu dengan cermat melihat cara penyajian bahasanya. Iklan lowongan kerja akan selalu menggunakan bahasa yang formal. Jika bahasanya terlalu santai, ada baiknya perlu diselidiki lebih lanjut.

6. Memungut biaya rekrutmen
Intinya jangan pernah mentransfer sejumlah uang kepada siapapun dalam proses rekrutmen pekerjaan. Bila Anda diminta untuk mentransfer sejumlah uang, waspadalah! itu penipuan.

Mendapatkan pekerjaan adalah dambaan setiap orang. Apalagi dalam situasi pandemi ketika banyak orang terpaksa kehilangan pekerjaan. Di mana ada info lowongan kerja, di situ orang berebut untuk melamar. Lowongan pekerjaan itu bagaikan gula-gula yang mengundang semut untuk datang. 

Karena itu kita perlu berhati-hati. Jangan sampai situasi ini malah dimanfaatkan oknum yang tidak bertanggung jawab untuk merengguk untung sebanyak-banyaknya. 

Sekalipun iklan lowongan tersebut kita temukan pada sebuah portal penyedia lowongan kerja ternama, kita tetap harus berhati-hati. Pengalaman istri saya di atas membuktikan pernyataan ini. Ingat, 6 faktor di atas. Jangan sampai Anda menjadi korban selanjutnya.

Semoga bermanfaat.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun