Bagaimana bila jimpitan diterapkan di kota-kota lain di Indonesia?
Saya pikir semua orang di negara ini terdampak pandemi. Khususnya di kota-kota industri seperti Jakarta, Bandung, Tangerang, Bekasi, Medan, dan lainnya. Banyak karyawan pabrik yang dirumahkan. Tukang ojek daring yang kehilangan pelanggan akibat PSBB. Pegawai-pegawai mal dan bioskop yang terpaksa kehilangan pekerjaan karena tak beroperasi. Demikian juga pegiat pariwisata dan pelaku usaha transportasi umum. Banyak orang kesusahan, banyak dari kita yang membutuhkan bantuan untuk menopang hidup. Ini mungkin juga adalah sebuah ujian nurani bagi kita semua. Ketika kita diuji untuk peduli kepada orang lain disaat kita sendiri juga membutuhkan pertolongan dari orang lain.
Jimpitan mungkin cara sederhana yang bisa diterapkan dalam situasi pandemi. Cara ini bisa diketengahkan ke dalam kehidupan sosial masyarakat. Jimpitan bisa menjadi media gotong royong masyarakat demi kemanusiaan. Bagaimanapun, nilai-nilai sosial ini yang terus-menerus harus dipupuk. Ini adalah kekuatan kita dibandingkan dengan negara lain, yakni ekonomi kerakyatan. Ketika rakyat saling bahu-membahu menggerakkan ekonomi dilapisan bawah. Semua harus bergerak. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga semua lapisan masyarakat.
Bagaimana kira-kira, apakah kamu setuju? Bisa atau tidaknya dipraktikkan tentu bergantung kepada kondisi sosial masyarakat di lingkungan masing-masing. Atau ada kearifan lokal lainnya didaerahmu yang mungkin bisa diterapkan guna mengatasi kesulitan akibat pandemi? Sebuah kearifan lokal tentang semangat gotong-royong masyarakat untuk saling membantu.
Semoga bermanfaat.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H