Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pajak Mobil 0 Persen, Akankah Membuat Kemacetan Semakin Parah?

25 September 2020   10:40 Diperbarui: 25 September 2020   10:46 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perakitan mobil. Gambar: news.ddtc.co.id

#Perkiraan Harga Mobil Setelah pajak dihapus

Ilustrasi harga mobil setelah penerapan pajak 0 persen. Gambar: kumparan.com
Ilustrasi harga mobil setelah penerapan pajak 0 persen. Gambar: kumparan.com

Infografis diatas merupakan simulasi bila 4 unsur pajak dibuat menjadi 0 persen. Turunnya sekitar 40 persen. Luar biasa bukan? Mobil low MPV (Multi Purpose Vehicle) seperti Avanza, Ertiga, Xpander, dan Mobilio yang biasanya menempati 10 besar merk dengan penjualan tertinggi bisa dijual dengan harga setara dengan mobil LCGC (Low cost green car). Apalagi mobil LCGC. Harganya dijamin bikin ngiler. Mari lihat beberapa contoh simulasinya.

Daihatsu New Ayla 1.0 D MT MC: Rp 102.150.000 jadi Rp 61.290.000
Daihatsu New Ayla 1.0 D+ MT MC: Rp 114.350.000 jadi Rp 68.610.000

Honda Brio S M/T: Rp 146.000.000 jadi Rp 87.600.000
Honda Brio E M/T: Rp 154.700.000 jadi Rp 92.820.000

Toyota New Agya 1.0 G M/T: Rp 143.800.000 jadi Rp 86.600.000
Toyota New Agya 1.2 G M/T: Rp 148.100.000 jadi Rp 88.860.000

Daihatsu Sigra 1.0 D MT MC: Rp 119.500.000 jadi Rp 71.900.000
Daihatsu Sigra 1.0 M MT MC: Rp 129.900.000 jadi Rp 77.940.000

Bagaimana, menarik bukan? Anda tak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Harga 60 juta sudah dapat mobil baru. Tapi nanti dulu. Sebab usulan ini belum final. Masih digodok oleh kementerian keuangan yang memiliki wewenang mengaturnya. Jadi dan tidaknya bergantung pada keputusan Bu Sri Mulyani.

#Tanggapan Menteri Keuangan Sri Mulyani

Menteri Keuangan mengatakan masih perlu kajian mendalam mengenai usulan ini. Namun sinyalnya usulan ini kemungkinan akan ditolak karena pemerintah berasumsi paket kebijakan relaksasi ekonomi sudah cukup banyak. Seperti pemberian BLT, relaksasi pembayaran BPJS Ketenagakerjaan, pemberian kredit UMKM tanpa bunga, penghapusan pajak penghasilan, dan berbagai insentif lainnya. Paket-paket tersebut diharapkan bisa mendongkrak ekonomi nasional.

"Kami masih kaji dan sepertinya insentif untuk program pemulihan ekonomi sudah banyak," ujar Sri Mulyani dalam APBN Kita, Selasa (22/9) kemarin. Kebijakan ini mungkin belum masuk prioritas yang harus diagendakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun