Dalam dinamika dunia kerja, adakalanya kita akan berjumpa dengan dua model pimpinan, yakni pimpinan yang ditakuti dan pimpinan yang disegani bawahannya. Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita menjabarkan terlebih dahulu makna kedua karakter tersebut.
#Ditakuti
Boleh dibilang orang ini memiliki karakter yang menakutkan bagi orang lain. Kalau dalam perkuliahan kita mengenal istilah dosen killer. Nah, di perusahaan pun ini disebut dengan bos killer. Cenderung pemarah. Tak ada satupun yang berani menentang. Sekalipun hanya untuk sekedar mengutarakan pendapat saja sudah ciut nyali.Â
Semua perkataan, ide, dan perintah, entah itu baik maupun buruk akan diikuti tanpa ada yang berani mempertanyakan alasannya. Dalam kepemimpinan model yang ada saat ini dikenal dengan pemimpin otoriter. Tidak mengenal demokrasi. Pemimpin berdiri sebagai matahari tunggal. Jikalau boleh merujuk pada tokoh pemimpin dunia, mungkin saya bisa mengambil contoh Presiden Korea Utara, Kim Jong-Un dan Pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler. Dengan demikian, seluruh bawahan akan cenderung hormat karena terpaksa.
#Disegani
Bawahan akan memiliki rasa sungkan untuk tidak mengikuti arahan sang pemimpin yang disegani. Ia tidak ditakuti, namun tidak ada yang menentang perintahnya. Pemimpin ini cenderung visioner dan bijaksana. Ia berdiri dibarisan paling depan menjadi teladan. Mampu merangkul seluruh anggota tim.Â
Seluruh perintah akan diikuti oleh bawahannya karena kesadarannya sendiri, bukan karena takut atau dipaksa. Tak melulu otoriter, terkadang ia pun meminta pendapat dari timnya. Pemikiran dan gagasannya mampu menggerakkan tim untuk selalu bekerja maksimal. Tak perlu memberikan arahan detail kepada bawahannya, namun timnya akan bergerak dengan sendirinya. Ada rasa sungkan bila mengecewakan sang pemimpin.
Baik, itu tadi sekilas jabaran tentang makna bos yang ditakuti dan disegani. Versi saya sendiri tentu. Jabarannya berdasarkan pengalaman dilapangan. Setelahnya, saya ingin mengambil contoh tokoh masing-masing. Sumbernya pun dari pengalaman kerja saya pribadi.
>> Contoh pemimpin ditakuti
Pernah sekali waktu saya memiliki atasan seorang ekspatriat asal Singapura. Beliau ini adalah bos yang sangat ditakuti oleh para karyawan. Kebetulan dia adalah bos tertinggi di perusahaan tersebut. Tidak setiap hari ia berada dikantor. Tetapi setiap kali ia turun ke line produksi, suasana yang tadinya gegap gempita mendadak senyap. Seperti tidak ada jiwa yang berada disitu. Padahal ada lebih dari 80 orang sedang bekerja di line tersebut.Â
Bos memang tipe orang yang bersumbu pendek. Mudah meledak. Ada sedikit saja yang tidak cocok dihatinya, tidak segan makian keluar dari mulutnya. Di permukaannya memang karyawan sepertinya penurut. Tetapi dibelakangnya, banyak orang yang nggedumel. Kalau beliau sedang tak ditempat, bos sering menjadi obyek gosip negatif para pegawainya. Banyak yang akhirnya tidak betah lalu pindah kerja ke tempat lain.
>> Contoh pemimpin disegani
Direktur teknik saya saat ini adalah seorang yang sangat berpengalaman. Ia adalah sosok yang tegas namun humanis. Ia sabar dalam menghadapi karyawan. Ia berdiri di paling depan agar menjadi teladan bagi para pegawainya. Karena sifatnya inilah, beliau begitu dihormati oleh para stafnya.Â
Bahkan tidak hanya staf dibagian kami saja, staf dibagian lain pun begitu menaruh hormat kepada beliau. Sesungguhnya kami para staf tidak takut dengan sosok ini, namun rasanya tidak sampai hati untuk membuatnya kecewa. Oleh karena itulah, kami para stafnya selalu terpacu untuk berkarya memberikan yang terbaik bagi perusahaan.
#Menjadi Pemimpin yang disegani
Dari paparan singkat diatas mungkin anda berpikir kalau menjadi pemimpin yang ditakuti tak ada sisi positif sama sekali. Kalau saya utarakan begitu, sejatinya itu karena berdasarkan dari penglihatan saya pribadi selama bekerja. Tetapi saya akan obyektif. Kita lihat negara tetangga kita di Asia, China dan Vietnam misalnya.Â
Dengan sistem pemerintahan komunis dimana kendali kekuasaan absolut berada ditangan pemerintah, kita melihat fakta bahwa dua negara ini adalah negara yang sudah mendeklarasikan diri menang melawan virus corona ketika negara lain termasuk Indonesia masih ngos-ngosan melawan keganasan virus ini.Â
Kekuasaan absolut pemerintah sepertinya membuat pemimpin negara itu lebih mudah mengatur penduduknya. Bandingkan dengan negara kita. Mengeluarkan satu aturan saja, debatnya panjang sekali. Belum lagi serangan jempol netizen mengalir begitu deras menghujam sendi dan tulang.Â
Serangan yang bisa jadi lebih berbahaya dari bambu runcing. Jadi kesimpulannya, pemimpin yang ditakuti itu sejatinya tetap diperlukan untuk situasi tertentu. Namun pemimpin yang ditakuti belum tentu disegani. Tetapi pemimpin yang disegani akan membuat anggotanya menaruh respek yang tinggi kepadanya.
Kepemimpinan yang ditakuti tak selamanya efektif. Lebih baik menjadi bos yang disegani. Pemimpin yang disegani memiliki karakter bijaksana dan mengayomi. Sekaligus ia menjadi leader yang dihormati. Ia menjadi kepala dan bukan ekor. Ia berdiri paling depan memberikan teladan bagi bawahannya.Â
Ia memberikan rasa aman dan ketentraman kepada bawahannya ketika bekerja. Tak perlu banyak berkata-kata, bawahan akan dengan sendirinya terarah karena melihat teladan bosnya. Timnya juga tidak akan merasa terpaksa ataupun bekerja dibawah tekanan. Karena nyaman, bawahan pun biasanya loyal. Di perusahaan, tipe bos seperti ini akan membuat pegawainya betah bekerja berlama-lama.Â
Bagaimana dengan anda,Â
Apabila anda seorang atasan, apakah anda merupakan atasan yang ditakuti atau disegani?
Apabila anda seorang pegawai, mana yang lebih anda pilih, atasan yang ditakuti atau disegani?
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H