Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karena Bekerja, Dapat Istri Muda (Sebuah Kisah Nyata)

14 September 2020   07:43 Diperbarui: 20 Mei 2021   22:15 2209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi selingkuh ditempat kerja. Gambar: magazine.job-like.com

Bagaimana pula pandangan anak-anak ini terhadap perselingkuhan ketika mereka tumbuh dewasa nanti. Ah, mungkin John tak mau terlalu ambil pusing. Begitulah ketika orang sedang dimabuk asmara.

Baca juga : Posisi Perempuan Dalam Kasus Perselingkuhan

2,5 tahun kemudian teka-teki itu mulai terkuak. Ceritanya pada awal 2013 kawan satu divisi mengadakan acara gathering ke Puncak dan menginap satu malam dengan mengajak keluarga masing-masing bagi yang sudah berkeluarga. 

Pemandangan aneh bin canggung tersaji disana. John mengajak istri, dua orang anak, dan Tumini untuk ikut. 

Saat itu John dan Tumini belum resmi menikah. Setelahnya, dari cerita seorang sumber yang dekat dengan mereka diketahui bahwa istri John tidak mau dicerai. 

Ia memilih untuk menerima bila John, laki-laki yang sudah memberikannya dua buah hati mau memadunya dan mempersunting Tumini sebagai istri kedua. Ia rela berbagi hati. 

Suasana gathering saat itu sungguh begitu canggung. Bukan hanya antara istri John dan Tumini, tetapi juga kami semua para rekan kerja mereka. Saya sempat terenyuh juga dengan perjuangan istri John. 

Perjuangan seorang ibu bagi anak-anaknya supaya tidak kehilangan kasih sayang bapaknya. Ia terlihat begitu tulus ikhlas melayani Tumini yang saat itu memang sedang tidak sehat. Termasuk menyiapkan air hangat untuk Tumini. 

Itu adegan yang begitu membekas di memori saya. Istri John masih bisa tersenyum. Ia masih sanggup bersendau gurau dengan kami rekan-rekan John dan Tumini. Tidak tampak sama sekali kegalauan dari raut mukanya. Sedangkan hatinya mungkin saja sudah hancur berkeping-keping.

Awal 2014 saya keluar dari perusahaan tersebut. Hingga setahun kemudian saya kembali bertemu dengan Tumini. Saya kembali satu kantor dengannya. Beberapa bulan kemudian ia hamil. Saya baru tahu bahwa ia dan John sudah menikah. Ia sudah tidak lagi ngekos. Ia sudah diberikan rumah tinggal oleh John. 

Tidak jauh dari rumah yang John tempati bersama istri pertamanya. Dalam kondisi hamil besar pun, Tumini masih harus ke kantor dengan mengendarai motor sendiri. Saya tak pernah melihat John mengantarnya ke kantor. Mungkin itulah konsekuensinya memiliki dua orang istri, tidak bisa fokus hanya pada satu orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun