Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Artikel dengan Hati

11 September 2020   11:10 Diperbarui: 11 September 2020   11:07 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini bukan nasehat. Hanya sekedar sharing dari seorang Kompasianer Junior kepada seluruh warga Kompasiana yang budiman. Harapannya tentu sharingnya menjadi bermakna. Namun bila belum sesuai harapan pembaca, tak mengapa. Terpenting bagi saya, uneg-unegnya sudah tersampaikan dengan terbuka.

Sesungguhnya saya sudah lama terdaftar sebagai warga Kompasiana. Sejak Maret 2016. Empat setengah tahun sudah. Sayangnya tiga setengah tahun lamanya saya vakum. Baru aktif kembali sejak 13 Juli 2020 yang lalu. Tulisan terakhir saya sebelum vakum rilis Januari 2017. Benar-benar 3,5 tahun yang lalu. Hanya 7 tulisan artikel saja yang berhasil saya terbitkan sebelum vakum. Akun ini pun baru saya ajukan validasi pada Juli 2020 lalu.

Sebelumnya saya adalah warga yang tidak dikenal alias tidak tercentang hijau. Inilah alasannya mengapa ada warga Kompasiana seperti saya ini sudah 4 tahun lebih bergabung tetapi masih junior. Padahal banyak yang belum genap 2 tahun saja sudah berada di level penjelajah karena telah menulis ratusan artikel. Mengapa bisa vakum sedemikian lamanya? Wah, kenapa ya.. Saya bingung juga jawabnya.

Tiba-tiba saja saya kehilangan "taste" untuk menulis. Alasan yang paling mungkin sebenarnya adalah karena saya tidak menulis dengan hati. Hanya iseng saja menulis. Kalau tidak salah menulis karena galau ditinggal pacar waktu itu, hahaha.. Jadi pas waktu masih sendiri jadi punya inspirasi untuk menulis. Itupun hanya menulis, posting, terus ditinggal. Ibarat menanam, hanya menyebar benih lalu tak pernah dirawat.

Belakangan (setelah 4 tahun berlalu), saya baru tahu kalau tulisan saya terdahulu mendapat jumlah viewer yang cukup banyak (versi saya tentu) dan sempat mendapat atensi berupa komentar. Saya ingat betul siapa yang menulis di kolom komentar. Karena hanya satu-satunya komentar, hahaha.. Namanya Om Gege. Jadi mohon maaf ya Pak. Bukannya saya sombong tidak mau balas komentarnya. Tetapi karena baru 4 tahun kemudian saya membaca komentar Bapak, hehe.. Saya yakin ini Om Gege sendiri pasti juga sudah lupa.

Menulis itu adalah hobi. Sama seperti main game, nge-mall, atau nonton bioskop. Bedanya menulis adalah juga sebuah karya seni. Karya seni yang baik tentu akan mencuri perhatian orang. Tidak jarang ia pun menjadi inspirasi bagi penikmatnya. Tidak melulu fiksiana, tulisan dalam bidang apapun itu adalah sebuah karya seni. Serupa dengan fiksi, ia juga sebuah seni literasi. Maka sebuah tulisan adalah keindahan. Ada unsur estetis didalamnya. Lalu bagaimana membuat tulisan yang baik? Menurut kacamata saya, sederhana saja. Tulisan yang baik adalah tulisan yang ditulis dengan hati. 

Memangnya apa manfaat menulis dengan hati?

1. Apakah akan mendapatkan banyak viewer? Belum tentu. Artikel yang bagus belum tentu menarik banyak pembaca. Namun setidaknya tulisan anda akan mengena di hati pembaca. Pesan Anda akan tersampaikan. Dan mungkin saja, tulisan itu menjadi inspirasi bagi si pembaca.

2. Apakah akan mendapatkan banyak rating?

Belum tentu juga. Ada banyak pembaca yang hanya melihat tanpa meninggalkan rating. Namun bisa jadi tulisan itu akan dibagikan ke orang lain. Intinya tulisan itu tetap bermanfaat.

3. Apakah akan mendapatkan K-reward?

Hmmm.. Bisa jadi. Tetapi bisa juga tidak. Kalau sudah hobi, walaupun tak dapat tak akan patah semangat. Tak akan layu sebelum berkembang.

Bagaimana menulis dengan hati?

Oke, masuk ke bagian langkahnya. 

Pertama, tulislah bahasan yang sesuai passion anda. Menulis artikel sesuai dengan bakat dan minat akan terasa jauh lebih mudah. Jari-jari anda akan begitu lincahnya menari menyusun kata demi kata. Mengalir begitu saja. Kalaupun sejenak berpikir, paling hanya masalah diksi, dan kata sambung. Diluar itu, anda tidak akan menemukan hambatan yang berarti. Anda akan menikmati menulis hingga tak sadar waktu telah larut.

Bila sudah menikmati, anda akan mencintai pekerjaan itu. Dan cinta selalu berbicara masalah hati. Entah kenapa setelah sekian lama tidak menulis, jiwa puitis saya hilang. Padahal dimasa sekolah dan kuliah dulu saya sering menulis puisi dan cerpen kemudian mengirimkannya ke tabloid lokal, Solopos. Dan sekali dua kali pernah dimuat disana. Maka sekarang-sekarang ini saya minim sekali menulis puisi apalagi cerpen. Tampaknya passion saya mengalami pergeseran. Meskipun kecintaan saya terhadap karya fiksi tersebut tidak luntur.

Kedua, pilihlah waktu yang tepat. Ada orang yang nyaman menulis diwaktu malam. Ada yang lebih bisa fokus dikala subuh, dan sebagainya. Sesuaikan dengan diri masing-masing. Intinya, pikiran yang fresh akan membuat hati tenang. Jika sudah tenang, biasanya inspirasi akan lebih mudah datang.

Ketiga, bersafari saling berkunjung ke lapak Kompasianer lain. Dengan saling berkunjung dan berinteraksi, anda akan bersemangat untuk selalu menyajikan tulisan yang baik serta bermanfaat karena anda tahu tulisan anda akan dikunjungi, dibaca dan ditanggapi oleh orang lain. Ilustrasi sederhananya, bila ada tamu, orang akan selalu berusaha menampilkan sesuatu yang baik untuk disajikan bukan?

The last but not least..

Keempat, gunakan unsur pengalaman hidup anda untuk memperkaya isi dan aktualitas. Pengalaman hidup tidak pernah berbohong. Saya senang sekali membaca karya-karya para senior yang membagikan artikel dengan pengalaman hidup sebagai latar belakangnya. Sebut saja pasangan Kompasianer inspiratif, Bapak dan Ibu Tjiptadinata yang begitu aktif berbagi inspirasi serta menyapa.

Sebuah artikel merupakan kekayaan intelektual. Kekayaan tersebut tidak akan pernah habis dan akan dikenang seterusnya. Maka mari menulis dengan hati. Orang lain akan menikmatinya dengan hati yang sama.

Bila anda sedang marah, pembaca akan ikut gemas. Bila anda senang, pembaca ikut bersemangat. Dan bila anda berduka, mereka pun akan ikut berempati bahkan menangis untuk anda.

Semangat terus berkarya.

Salam literasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun