Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bila Sudah Tak Cinta, Harus Bagaimana?

9 September 2020   09:39 Diperbarui: 9 September 2020   09:37 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan sudah tak cinta. Gambar: okezone.com

Cobalah mensyukurinya. Apalagi membandingkannya dengan orang lain. Bukan hanya dia saja yang mempunyai kelemahan, anda pun juga mempunyai kelemahan dalam bentuk lain. Tak perlu malu mengakuinya. Awal dari bersyukur adalah kerendahan hati.

Well, sepertinya mudah sekali ngomongnya ya.. Memangnya penulisnya sendiri bagaimana?

Jujur saja saya adalah orang yang masih belajar untuk menjadi pasangan yang baik. Masih juga mengalami pasang surut yang sama dengan pasangan-pasangan lainnya. Saya sama sekali belum sempurna dalam mencintai. Karena mencintai adalah pembelajaran seumur hidup. 

Keluarga itu adalah sekolah kehidupan. Disana kita dididik, dilatih untuk menjadi pribadi yang lebih matang dan dewasa melalui kerikil-kerikil kecil persoalan. Tak jarang pula persoalan itu meruncing dan membuat kami di ujung tanduk.

Namun saya terus meyakini, tak ada masalah yang tak dapat diselesaikan. Saya pun masih belajar untuk menurunkan ego, sambil terus belajar kepada Sang Pemilik Cinta Agape, Tuhan Semesta Alam.

Bila anda mempunyai masalah keluarga dan mulai berpikir untuk bercerai, please pikirkanlah secara matang.  Apalagi sudah ada buah cinta berdua. Saya harus mengatakan bahwa perceraian bukanlah solusi. Mohon maaf bukan berarti saya tidak menghargai pasangan yang bercerai. I'm fully respect to you all karena saya mengerti setiap orang selalu punya pilihan.

Bagi yang sedang memadu kasih dan bersiap membangun rumah tangga, siapkan dirimu. Tanyakan sungguh-sungguh didalam hati apakah dia adalah orang yang tepat untuk menjadi pendamping hidupmu karena dialah yang akan menemanimu menapaki suka dan duka seumur hidupmu. 

Membawamu dalam kapal yang sama untuk mengarungi samudera belantara. Believe me, dalam perjalanannya, menikah tak selamanya indah seperti bayanganmu.

Semoga keluarga kita selalu dalam damai sejahtera. Salam hangat. Tuhan memberkati kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun